Waspada, Infeksi Jamur Hitam Berpotensi Terjadi di Indonesia, Epidemiolog Ungkap Alasannya
Mucormycosis berpotensi terjadi pula oleh Indonesia, terutama pada pasien maupun penyintas Covid-19 dan penderita diabetes.
TRIBUNSOLO.COM - Infeksi jamur hitam kini tengah melanda India.
Muncul kekhawatiran infeksi itu menyebar ke berbagai negara di dunia.
Sebagaimana diungkapkan Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, infeksi jamur hitam (Mucormycosis) yang kini dialami banyak warga India, berpotensi pula terjadi di Indonesia.
Baca juga: Belum Usai Pandemi Covid-19, Kini Muncul Teror Infeksi Jamur Hitam di India, Bahaya dan Mematikan
Baca juga: Klaster Covid-19 di Sumber Solo Tak Hanya Serang Orang Tua, Bocah SMP Juga Ikut Terinfeksi Virus
Hal itu karena penyakit ini cenderung menyerang mereka yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh dan memiliki kadar gula darah tinggi.
Menariknya, India dan Indonesia memiliki jumlah penderita diabetes yang tinggi.
India diketahui sebagai negara urutan kedua di dunia untuk penderita diabetes setelah China.
Sedangkan Indonesia juga memiliki jumlah penderita diabetes yang tidak bisa disebut 'sedikit'.
Sehingga Mucormycosis berpotensi terjadi pula oleh Indonesia, terutama pada pasien maupun penyintas Covid-19 dan penderita diabetes.
"India itu penderita diabetesnya banyak, Indonesia itu 5 besar dunia (untuk penderita diabetes), jadi ini ada kesamaan, kita punya potensi yang sama ya, terutama pada penderita diabetes yang tidak terkendali," jelas Dicky, kepada Tribunnews, Kamis (27/5/2021).
Terkait sifat Mucormycosis yang cenderung menyerang orang yang memiliki kekebalan tubuh lemah, kata Dicky, India saat ini memiliki varian baru virus corona (Covid-19) yakni B.1.617 yang diduga menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di sana.

Varian ini disebut memiliki kemampuan untuk menurunkan daya tahan tubuh.
Jika seseorang yang sebelumnya telah menderita diabetes, kemudian terinfeksi Covid-19, maka kemunculan Mucormycosis ini sangat berbahaya.
"Tampaknya ada kecenderungan bahwa varian B.1.617 ini lebih memiliki kemampuan untuk menurunkan efikasi antibodi dan termasuk menurunkan daya tahan tubuh, sehingga ketika menyerang penderita diabetes (perlu diwaspadai)," kata Dicky.
Selain itu, penggunaan steroid dalam pengobatan yang tidak sesuai dengan anjuran dokter pun turut menjadi penyebab munculnya infeksi ini.