Berita Klaten Terbaru
Pria Asal Boyolali Ancam Bunuh Polisi, Gegara Acara Dangdutan Mau Dibubarkan: Pelaku Langgar Prokes
Dua pria asal Kecamatan Mojosongo, Boyolali melawan petugas saat razia protokol kesehatan di salah satu rumah makan Kecamatan Tulung, Klaten.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Dua pria asal Kecamatan Mojosongo, Boyolali melawan petugas saat razia protokol kesehatan di salah satu rumah makan Kecamatan Tulung, Klaten.
Dua orang tersebut bernama Safari (39) warga RT 03 RW 04, Dukuh Sidomulyo, Kecamatan Mojosongo, Boyolali dan Adi Kurniawan (19) warga RT 01 RW 04, Dukuh Gatak, Desa/Kecamatan Mojosongo, Boyolali.
Kronologi kejadian ini, awalnya petugas melakukan operasi gabungan untuk melakukan razia protokol kesehatan mengantisipasi penyebaran virus corona di Kecamatan Tulung Klaten, Minggu, (30/5/2021) sekira pukul 12.00 WIB.
Baca juga: Kasus Corona di Boyolali Bertambah: Ruang Isolasi RS Hampir Penuh, Bupati Said Sebut Terkendali
Baca juga: Kasus Corona Jateng Meningkat, Ganjar Beberkan Pemicunya: Masyarakat Kendur Prokes
Satgas Covid-19 saat itu dipimpin langsung Kapolsek Tulung Iptu Jaka Waluya.
Ketika melintas di kawasan Umbul Nilo, petugas mendengar suara musik dangdut yang berasal di sebuah rumah makan.
Bahkan, gelaran dangdut tersebut lengkap dengan panggung dan diikuti puluhan orang.
Kemudian, petugas meminta untuk gelaran acara tersebut dibubarkan, mengingat saat ini masih pandemi Corona.
Baca juga: Mempelai Wanita di Sragen Batal Gelar Resepsi Gegara Positif Corona, Ternyata Suami Juga Terpapar
Namun, saat polisi meminta rombongan dangdut untuk bubar. Tersangka Safari (39) dan Adi Kurniawan (19) melawan dan menolak bubar.
Mereka sempat berdebat dan membantah petugas. Bahkan, Mereka sempat menyangkal adanya Covid-19.
Kedua tersangka juga mengancam membunuh Kapolsek Tulung Iptu Jaka Waluya bila membubarkan acara mereka.
Atas perbuatan kedua pelaku yang mengancam dan melawan petugas, Safari (39) dan Adi Kurniawan (19) diamankan.
Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Andriyansyah Rihats Hasibuan mengatakan, kedua pelaku jelas melawan petugas saat diminta membubarkan kegiatan musik dangdut.
Baca juga: Razia Swab Antigen Dadakan di Alun-Alun Kidul Semalam, Gibran Sebut Gerak Cepat Antisipasi Corona
"Dua orang warga Boyolali, kami amankan," kata Andriyansyah, Kamis (3/6/2021).
Padahal sudah jelas keduanya melanggar protokol kesehatan. Mereka malah mengancam membunuh petugas yang sedang melakukan patroli.
"Kami menyita barang bukti, surat perintah patroli, pakaian kedua tersangka, serta rekaman video hp," ujar Andriyansyah
Mereka dijerat dengan pasal 214 ayat (1), pasal 211, pasal 212 KUHP dengan ancaman paling lama 7 tahun penjara.
Tersangka Mau Memukul Petugas
Kapolsek Tulung, Iptu Jaka Waluya mengatakan, tersangka mau memukul petugas, namun dihalang-halangi rekan tersangka.
"Sempat mau mukul petugas, namun dihadang temannya," Kata dia.
"Tersangka merasa tidak terima acaranya dibubarkan," terang Jaka, Kamis (3/6/2021).
Jaka mengatakan, tersangka menganggap Covid-19 itu tidak ada.
Baca juga: Mempelai Wanita di Sragen Batal Gelar Resepsi Gegara Positif Corona, Ternyata Suami Juga Terpapar
Dia menambahkan, tersangka mengaku tidak takut dengan polisi, bahkan mengancam akan membunuh polisi.
"Saya tetap sabar, tidak terpancing dengan mereka di lokasi," ujar Jaka.
Ia menceritakan, sebelum peristiwa tersebut, tim satgas kecamatan sedang melakukan patroli.
Saat ia berada di lokasi kejadian, ia melihat ada masyarakat joget dan tidak pakai masker.
Razia Swab Antigen Dadakan di Solo
Razia swab antigen dadakan yang dilakukan Satgas Covid-19 dan tim gabungan di Alun-Alun Kidul Solo merupakan bentuk antisipasi penularan Covid-19.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, razia tersebut untuk menertibkan masyarakat yang masih abai dengan protokol kesehatan (prokes).
Dia menilai tim gabungan bergerak cepat untuk langsung melakukan razia tersebut.
Baca juga: ASN dan Pendamping PKH Kecamatan Gantiwarno Klaten Positif Corona, Satgas Covid-19 Klaten Tracing
Baca juga: Muncul Klaster Desa Pelemgadung Sragen: 19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia
Hal ini merupakan respon yang baik sebagai semangat bersama melawan Covid-19 di Kota Solo.
“Ya kemarin dibahas di rapat, langsung gercep tadi malam sudah digelar operasi yustisi prokes,” kata Gibran kepada TribunSolo.com, Selasa (1/6/2021).
“Alhamdulillah yang dites kemarin semuanya negatif, jadi aman,” tambahnya.
Baca juga: Bikin Komentar Sudutkan Tim SAR soal Kasus Corona di Medsos, Pria di Karanganyar Dilaporkan Polisi
Nantinya kegiatan ini akan terus dilakukan dengan menyasar lokasi keramain di Kota Solo.
"Tempat- tempat yang mengundang keramaian, terutama malah hari kita sasar,” paparnya.
“Bukan mencari kesalahan, tapi memastikan saja, biar warganya (Solo) sehat,” ungkapnya.
Pengunjung Alun - Alun Terjaring Razia
Puluhan pengunjung Alun-Alun Kidul Solo yang melanggar protokol kesehatan langsung menjalani Swab Antigen di tempat, Senin (31/5/2021) malam.
Pantauan TribunSolo.com, petugas datang pukul 20.00 WIB.
Ada sebanyak 54 pengunjung yang tidak memakai masker terjaring razia.
Baca juga: Mempelai Wanita di Sragen Batal Gelar Resepsi Gegara Positif Corona, Ternyata Suami Juga Terpapar
Baca juga: ASN dan Pendamping PKH Kecamatan Gantiwarno Klaten Positif Corona, Satgas Covid-19 Klaten Tracing
Kabag Ops Polresta Solo, Kompol Sukarda mengungkapkan, penegakan protokol kesehatan menyasar masyarakat yang langgar prokes.
"Potensi terjadi penularan covid-19 akan ditindak secara tegas, bagi yang langgar prokes," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (31/5/2021).
Ia menambahkan, penindakan tidak hanya di berlakukan di Alun-Alun Kidul, Solo.
"Ini pertama kali dilalukan, fokus masih di Alun-Alun Kidul, tidak menutup kemungkinan tempat lainya," ungkapnya.
Dia mengatakan, pengunjung yang datang harus mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Halal Bihalal Berakhir Kesedihan, Kini Muncul Klaster di Sekarsuli Klaten, Puluhan Warga Kena Corona
"Yang mau makan atau berkunjung silahkan saja, asalkan sesui aturan yang ada," tegasnya.
Selanjutnya, apabila ada penggunjung yang hasil swab antigen reaktif akan dilalukan karantina.
"Langsung akan dikirim ke Asrama Donoyudan untuk karantina mandiri," jelasnya.
Namun dari hasil razia mulai pukul 20.00 - 21.30 WIB yang berjumlah 67 orang tidak ditemukan masayarakat dengan hasil positif.
Batal Gelar Resepsi Gegara Corona
Suami dari mempelai wanita yang positif corona ternyata ikut terpapar.
Itu diketahui setelah dilakukan tracing setelah sang mempelai wanita dinyatakan positif corona.
Resepsi yang mereka rencanakan juga gagal digelar di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati membenarkan kabar tersebut, saat ditemui Senin (31/05/2021).
"Iya memang ada, sebenarnya hari Sabtu itu," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (31/05/2021).
Baca juga: Kabar Baik : Puluhan Warga Sumber Solo yang Kena Corona Pulang, Sempat Diisolasi di Asrama Donohudan
Baca juga: Muncul Klaster Desa Pelemgadung Sragen: 19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia
Dia mengatakan, awal mula mempelai perempuan diketahui positif corona adalah saat melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Setelah melangsungkan akad nikah, mempelai wanita diketahui hamil, namun tak berselang lama mengalami keguguran.
"Setelah dibersihkan ke rumah sakit, semua yang memerlukan tindakan medis harus dilakukan swab antigen, ternyata hasilnya positif," paparnya.
Dari satgas covid-19 tingkat kecamatan langsung melakukan tracing, terutama kepada orang terdekat mempelai wanita.
Baca juga: Bikin Komentar Sudutkan Tim SAR soal Kasus Corona di Medsos, Pria di Karanganyar Dilaporkan Polisi
"Kita lakukan tracing ke orang terdekat, yang tentunya suami dan keluarga inti, ternyata juga positif," tambahnya.
Banyaknya anggota keluarga yang terpapar virus corona, satgas terpaksa membatalkan hajatan yang tinggal menunggu jam tersebut.
"Pada hari Minggunya kan akan menggelar resepsi, terpaksa kita batalkan, jadi ketemu sebelum resepsi, itu yang harus kita jaga (pencegahan)," kata dia.
Baca juga: Banyak Rakyat di Negaranya Meninggal, Politikus India Malah Sebut Virus Corona Punya Hak untuk Hidup
Dikarenakan belum menggelar hajatan, maka penularan tersebut masih dalam kategori klaster keluarga.
Terkait penyebaran penularan yang terjadi, hari ini satgas telah kembali melakukan tes swab kepada orang yang diduga pernah kontak dengan pasien.
"Bisa juga yang rewang berhari-hari ini pun kita akan lakukan swab juga hari ini, hasilnya belum keluar," pungkasnya.
Rapid Antigen Hajatan
Razia rapid test antigen secara acak pada gelaran hajatan di Sragen sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial (medsos).
Aksi yang dilakukan Satgas Covid-19 di Sragen tersebut banyak beredar di Medsos.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, berbagai antisipasi penularan Covid-19 di Sragen sudah dilakukan.
Hal tersebut termasuk rapid antigen secara acak di acara hajatan.
Baca juga: ASN dan Pendamping PKH Kecamatan Gantiwarno Klaten Positif Corona, Satgas Covid-19 Klaten Tracing
Baca juga: Kabar Baik : Puluhan Warga Sumber Solo yang Kena Corona Pulang, Sempat Diisolasi di Asrama Donohudan
Apalagi, ada prediksi meningkatnya kasus Covid-19 setelah libur lebaran.
"Kemarin disetiap perhelatan hajatan masyarakat juga melakukan tes secara random, untuk memberikan efek jera, agar prokes tidak hanya sekedar tulisan," paparnya kepada TribunSolo.com, Senin (31/05/2021).
Selain bicara soal razia rapid antigen, Yuni juga memaparkan soal kondisi keterisian bed di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro.
Dia mengatakan, saat ini bed Covid-19 telah mencapai 66 persen.
Baca juga: Bikin Komentar Sudutkan Tim SAR soal Kasus Corona di Medsos, Pria di Karanganyar Dilaporkan Polisi
"Bed kita saat ini sudah 66 persen di RSUD, sedangkan standar aman dari Kemenkes kan sekitar 60 persen," tambahnya.
Selain di RSUD, ketersediaan bed di Technopark Sragen masih tersisa banyak.
"Saat ini, di Technopark ada 102 pasien dari total 260 bed," katanya.
Di tengah pandemi corona saat ini, dia menyebutkan perekonomian tetap harus berjalan.
"Iya ekonomi tetap jalan, yang penting kita himbau kepada masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan," pungkasnya.
Tiga Lokasi Hajatan
Satgas Covid-19 Kabupaten Sragen melakukan operasi Yustisi diberbagai kegiatan masyarakat, seperti acara hajatan.
Tak tanggung-tanggung, tiga lokasi hajatan didatangi Satgas Covid-19.
Hal ini untuk mendeteksi penyebaran covid-19 yang muncul ditengah kegiatan masyarakat.
Bahkan, petugas juga melakukan pemeriksaan swab antigen secara acak di rumah warga yang sedang menggelar hajatan.
Kabag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso mengatakan 1 tempat hajatan ada di Kecamatan Plupuh, sedangkan 2 lainnya di rumah warga Kecamatan Sumberlawang.
"Hari ini dilakukan tes swab antigen acak di rumah Sudarno, warga Desa Karanganyar, Plupuh, dan 2 hajatan di kecamatan Sumberlawang, di rumah Bapak Sutarno di Desa Cepoko, dan Ibu Purwanti di Desa Pendem," terangnya kepada TribunSolo.com, sabtu (29/05/2021).
Baca juga: Tak Hanya di Jalan, Satgas Covid-19 Sragen Lakukan Tes Swab Antigen di Acara Hajatan
Baca juga: Sudah Mulai Longgar, Tawangmangu Mulai Dibanjiri Wisatawan dari Jawa Timur
Sasaran utama tes acak covid-19 terdiri dari tuan rumah, pengantin, tamu undangan, serta karang taruna.
Hasilnya, menurut Suwarso semua menunjukkan hasil negatif covid-19.
"Dari masing-masing tempat hajatan, kita lakukan pengambilan sampel sebanyak 10 orang, total terdapat 31 orang yang kita tes, hasilnya semua negatif covid-19," paparnya.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Mapolres Sragen, pada (27/05/2021) Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Lutfi menyentil melonjaknya kasus covid-19 yang disebabkan karena kegiatan masyarakat yang mulai aktif, salah satunya hajatan.
Irjen Pol Ahmad Luthfi berharap agar PPKM mikro yang telah terbentuk di setiap kecamatan kembali digalakkan, agar penularan covid-19 dapat dibendung.
"Di Sragen memiliki 20 Kapolsek kecamatan dimana babinkamtibmas terdapat 200 lebih, artinya PPKM Mikro akan kita galakkan kembali dalam rangka mempersempit gerak Covid-19 di masyarakat," harapnya.
Antigen di Plupuh
Acara pernikahan di rumah Sudarno, warga Dukuh Kajog, Desa Karanganyar, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen mendadak heboh setelah didatangi Satgas covid-19 Kecamatan Plupuh, Sabtu (29/05/2021).
Dalam acara hajatan tersebut, terdapat sekira 150 orang yang terdiri dari tamu undangan, maupun keluarga mempelai.
Kabag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso mengatakan kedatangan satgas ke acara pernikahan untuk melakukan tes swab antigen secara acak.
Hal tersebut dilakukan, guna memastikan tidak akan muncul klaster baru yang bersumber dari acara hajatan.
"Hari ini dari jajaran satgas kecamatan Plupuh melakukan tes swab antigen secara acak, dan melakukan tes kepada 11 orang," ungkapnya kepada TribunSolo.com, sabtu (29/05/2021).
Baca juga: Disperindag Sragen Tak Bisa Kendalikan Harga Kedelai Impor, Pengrajin Tahu dan Tempe Minta Subsisdi
Baca juga: Update Aktivitas Gunung Merapi Sabtu 29 Mei 2021: Semburkan Awan Panas, Berstatus Siaga Level III
Baca juga: Dicari : Ibu Muda Asal Sragen yang Hilang Tanpa Jejak, Kini Polisi Ikut Mencarinya & Memeriksa CCTV
Sebelas orang tersebut terdiri dari tuan rumah, tamu undangan, karang taruna, bahkan pengantin tak luput dari sasaran petugas.
"Hasilnya swab antigen 11 orang negatif covid-19," tambahnya.
Camat Plupuh, Sumarno mengimbau bagi masyarakat dapat menggelar hajatan setelah mengantongi surat izin dari Polsek setempat.
"Setelah mengantongi izin dari polsek, silahkan dilaksanakan dengan prokes yang ketat dan dengan ketentuan pelaksanaan yang sudah di atur pada PPKM mikro," papar Sumarno.
Dengan dilaksanakannya PPKM mikro secara ketat, diharapkan gelaran hajatan tidak memunculkan klaster baru penularan covid-19.
"Harapan muspika, warga yang melaksanakan hajatan dapat berjalan aman dan lancar, serta tidak menimbulkan klaster baru di tempat orang hajatan," harapnya.
Razia di Boyolali
Puluhan pengendara terjaring dalam razia untuk mengantisipasi Covid-19 di depan kampus Universitas Boyolali.
Mereka diberhentikan untuk dilakukan uji swab antigen secara Drive Thru di lokasi tersebut.
Kasat Bina Masyarakat (Binmas) Polres Boyolali, AKP Bambang Kadarisman mengatakan razia pemeriksaan ini dilakukan untuk mencegah persebaran Covid-19 saat arus balik.
"Razia ini sebagai upaya kami menekan dan memutuskan mata rantai penyebaran balik pasca lebaran," ucap dia kepada TribunSolo.com, Jum'at (28/5/2021).
Baca juga: Penasaran dengan Rel Layang Joglo Solo? Begini Kesaksian Pejabat RT di Permukiman yang Akan Tergusur
Baca juga: Tak Hanya Pemudik, Penumpang Bus Berisi Pelayat Asal Kartasura juga Kena Razia Antigen di Sukoharjo
Bambang mengatakan pemeriksaan tersebut dilakukan secara acak.
Dari razia tersebut, ia menyebutkan ada 47 kendaraan seperti 1 bus, 3 mobil travel dan 43 mobil pribadi yang berhentikan.
"Ada 34 pelaku perjalanan jauh yang tidak mempunyai surat sehat mengikuti swab antigen secara Drive Thru," kata dia.
Bambang mengatakan razia tersebut dilakukan untuk menyasar pengendara baik dari arah barat dan timur.
Kemudian, ia mengatakan dalam operasi tersebut banyak yang dari arah DKI Jakarta dan Jakarta.
"Dari hasil pemeriksaan, Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada temuan positif," ucap Bambang.
Salah satu pelaku perjalanan jauh, Margono mengatakan dirinya bersama keluarga berasal dari Ponorogo menuju ke Kendal.
Ia mengaku berencana akan ke tempat saudara untuk bersilaturahmi di tempat saudarannya.
"Karena saat lebaran kami hindari, dan baru hari ini kami ke tempat saudara dan ada operasi ini, Alhamdulillah hasilnya negatif," ujar Margono.
Penumpang bus yang diberhentikan, Sri Anjarsih mengatakan dirinya dari Wonogiri menuju ke Pulogadung.
Dia mengaku tak mempersalahkan dengan operasi tersebut karena dirinya sudah menerima vaksin.
"Orang tua meminta pulang karena sakit tua, ini mau balik ke Jakarta, saya sudah divaksin dan ikut swab, sehingga biasa saja," ucap Sri.
"Saya berharap Covid-19 segera cepat hilang, agar bisa beraktivitas seperti biasa," harapnya.
Razia Sasar Pelayat
Polres Sukoharjo bersama Dinas Kesehatan Kabupten (DKK) Sukoharjo kembali melakukan razia.
Klai ini digelar di Terminal Sukoharjo, Jumat (28/5/2021).
Sejumlah kendaraan plat luar kota diberhentikan dalam operasi ini.
Bahkan, petugas juga menghentikan satu unit bus yang tengah melintas.
Kapos Pam Solo Baru Iptu Agus Suyanto, mengatakan bus tersebut membawa rombongan pelayat dari Kecamatan Kartasura.
Baca juga: Viral Ibu Muda di Sragen Hilang Misterius, Dua Anak Balitanya Terus Merengek & Menyebut Namanya
Baca juga: Viral di Boyolali, Pria Modus Beli NMax Malah Bawa Kabur Motornya, Tapi Pacar Ditinggal
"Rombongan itu hendak ke Wonogiri untuk melayat," katanya kepada TribunSolo.com.
Untuk memastikan penumpang didalam bus bebas Covid-19, DKK Sukoharjo mengambil sempel dengan memeriksa sejumlah orang didalam bus tersebut.
"Sopir, kernet, dan satu penumpangnya kita periksa hasilnya negatif," ujarnya.
Dalam operasi ini, sebanyak 25 orang dilakukan rapid antigen.
Iptu Agus menjelaskan, 25 orang yang diperiksa hasilnya negatif.
Dia menambahkan, operasi yustisi yang menyasar pemudik atau masyarakat luar kota ini masih rutin digelar.
"Operasi Yustisi ini rutin kita lakukan sehari tiga kali di berbagai wilayah yang kita pilih secara acak," katanya.
Terbaru, satu orang reaktif saat dilakukan rapid antigen di Pospam Kartasura kemarin.
"Yang reaktif langsung kita berikan tata laksananya dengan melakukan tes PCR, dan diminta isolasi mandiri," pungkasnya. (*)
