Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Tegas, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Tolak Sekolah Tatap Muka: Tak Mungkin Anak-anak Kita Korbankan

Edy Rahmayadi memilih tidak mengizinkan wilayahnya menggelar kegiatan sekolah tatap muka dalam waktu dekat.

Editor: Hanang Yuwono
MUHAMMAD ROBBANI/BOLASPORT.COM
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi 

TRIBUNSOLO.COM -- Wacana sekolah tatap muka bergulir dalam waktu dekat.

Menanggapi hal itu, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, justru memiliki pandangan berbeda.

Edy Rahmayadi memilih tidak mengizinkan wilayahnya menggelar kegiatan sekolah tatap muka dalam waktu dekat.

Baca juga: Terjadi Lagi, Bobby Menantu Jokowi vs Gubernur Edy : Dulu soal Karantina, Kini Sekolah Tatap Muka

Baca juga: Satgas Covid-19 Pastikan Kebijakan Pemerintah Berdasarkan Sains, Termasuk soal Sekolah Tatap Muka

Pasalnya, Edy tidak mau mengambil risiko lantaran kasus Covid-19 di Sumatera Utara belum bisa dipastikan bahkan cenderung terus melonjak.

"Tatap muka belum saya izinkan, tergantung situasi, Covid-19 masih menghantui kita semua," kata Edy pada Kamis (3/6/2021).

Ia khawatir dengan dibukanya kegiatan sekolah tatap muka, bisa menimbulkan klaster Covid-19 baru di Sumatera Utara.

Karena itu, dia tidak ingin siswa menjadi korban.

"Tak mungkin anak-anak kita korbankan hanya gara-gara kita menuntut pendidikan tatap muka," ujarnya.

Meskipun demikian, Edy mengaku bakal menerapkan sekolah tatap muka jika angka Covid-19 bisa turun terlebih dahulu.

"Tanya sama Tuhan, turun tidak Covid. Kalau turun (angka Covid-19), besok kita buka itu (sekolah)," ujar Edy.

Lebih lanjut, mantan Pangkostrad itu menuturkan pihaknya bakal membahas terlebih dahulu dengan psikolog anak, dokter anak, guru, hingga tokoh masyarakat terkait penerapan kebijakan sekolah tatap muka.

Menurut dia, para ahli itu nantinya akan memiliki pandangan yang berbeda-beda dengan tokoh ekonomi misalnya terkait dengan pembukaan sekolah.

"Berkali-kali saya beri tahu, yang menentukan itu nanti setelah kita kumpulkan tokoh, ahli yang berkompeten. Ahli psikologi anak, dokter anak, guru, dan tokoh masyarakat," ucapnya.

Edy menuturkan kalau hanya bertanya dengan tokoh ekonomi, audah tentu maunya sekolah dilakukan tatap muka.

Sebab, ada perputaran ekonomi di sana.

"Kalau kita tanya ke tokoh ekonomi, maunya sekolah itu dibuka. Kenapa? Kantin satu sekolah misalnya ada dua, dari 470 sekolah yang di Medan, dikalikan sudah berapa," tutur Edy.

"Juga angkutan umum menurun karena anak sekolah. Itu ditanya orang ekonomi beda, kalau orang kesehatan beda lagi jawabnya. Ini kita pelajari, jadi bukan urusan bulannya, ini urusan Covid."

Seperti diketahui, rencana sekolah tatap muka sebelumnya disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim yang menginginkan sekolah dibuka pada Juli. 

Meski keinginan tersebut diambil di saat kasus Covid-19 sedang melonjak pascalibur Lebaran, namun Nadiem tetap teguh dengan pendiriannya itu.

Ia beralasan bahwa tidak ada tawar menawar terkait pendidikan. Terlebih, kata dia, masa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia (SDM).

"Tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," kata Nadiem dalam acara yang disiarkan YouTube Kemendikbud RI, Rabu (2/6/2021).

Ia menilai sudah saatnya sekolah-sekolah di Indonesia menggelar pembelajaran tatap muka terbatas. Hal itu mengacu pada tempat-tempat lain seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran yang sudah dibuka kembali.

"Kenyataannya adalah mal, bioskop, dan semua tempat kerja sudah dibuka untuk tatap muka. Jadinya, sudah saatnya sekolah-sekolah kita melakukan tatap muka terbatas," kata Nadiem.

Artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Tolak Sekolah Tatap Muka: Tanya Sama Tuhan, Turun Tidak Covid

Sumber: Kompas TV
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved