Berita Solo Terbaru
Kerasnya Kehidupan Driver Ojol : Tunggu Orderan BTS Meal di McDonalds Solo, Tapi Berujung Pembatalan
Orderan soal promo BTS Meal akhirnya harus dibatalkan semua guna mengurai kerumunan di kompleks McDonald's Jalan Slamet Riyadi Solo.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Padahal, sudah hampir menunggu satu jam. Nunggu sejak pukul 11.00 WIB," tambahnya.
Layanan penjualan paket BTS ditutup lantaran terjadi penumpukan dan kerumunan pelanggan.
Setelah ditutup, pengunjung masih berjubel di kompleks McDonalds.
Hal ini pun membuat polisi datang.
Sejumlah personel kepolisian pun akhirnya mengobrak antrean di McDonalds.
Driver Ojol Juga Menumpuk
Promo Limited Time Collab The BTS Meal membuat kerumunan dan antrean panjang di gerai McDonald's, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Rabu (9/6/2021).
Dari pantauan TribunSolo.com, itu membuat para pengemudi ojek online berjubel di akses keluar Drive Thru gerai cepat saji tersebut pukul 11.48 WIB.
Akibatnya, lalu lintas akses Drive Thru tersendat dan membuat antrean mengular.
Baca juga: Antrean Panjang di Drive Thru McDonalds Slamet Riyadi Solo Malam Ini, Ada Apa?
Baca juga: Ada Promo MCDonalds Solo Baru, Dua Hari Ini Antrean Kendaraan Mengular hingga Jalanan Ir Soekarno
Pengelola pun kemudian memutuskan menutup akses Drive Thru pukul 11.50 WIB dengan memalangkan tangga.
Seorang pengemudi ojek online, Dona tidak menampik para ojek yang berjubel karena promo Nugget khas Korea.
"Hari ini ada promo sampai tanggal 20 Juni 2021. Kebetulan makanan nugget khas Korea," ucap Dona kepada TribunSolo.com.
Layanan yang diaktifkan, sepengetahuan Dona hanya bagi para pengemudi ojek online. Sementara, layanan offline dimatikan.
"Paling sore hari akan dibuka lagi. Untuk jamnya belum tahu," ujarnya.
Baca juga: McDonalds Inggris dan AS Kini Tak Layani Makan di Tempat, Apakah Indonesia Akan Terapkan Hal Sama?
Terpisah, seorang pengemudi ojek online, Markus tidak menampik dirinya harus menunggu berjam-jam untuk mendapat promo BTS Meal.
"Ini saya antri dari pukul 11.00 WIB sampai sekarang belum dilayani. Padahal, pelanggan sudah menunggu," katanya.
Markus mengaku khawatir kerumunan ini bisa memunculkan klaster baru Covid-19 di Kota Solo.
"Ini bisa jadi klaster Covid-19. Bahaya juga. Saya sampai menjauh takut Covid juga," akunya. (*)