Berita Klaten Terbaru
Mulai dari Nol Lagi, Pemilik Warung Apung Merana Dipindah ke Darat karena Revitalisasi Rawa Jombor
Pemilik warung apung mengaku merana menjelang dipindah ke darat karena adanya revitalisasi Rawa Jombor Klaten.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
Terkait jadwal pemindahan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang akan menyampaikan kapan waktunya.
"Seperti pemilik karamba dan warung makan apung perlahan akan dipindah," katanya.
Menurut dia, selama proses revitalisasi, kegiatan perekonomian di Rowo Jombor tidak akan langsung disetop.
"Tidak serta merta langsung dihentikan," terangnya.
Dengan demikian, pelaku usaha diberi waktu untuk menata kembali serta mengambil apa yang harus dipinggirkan saat revitalisasi dimulai.
"Kami beri mereka waktu untuk memindahkan barangnya secara bertahap," ujar dia.
Meski revitalisasi dan pemindahan dilakukan secara bertahap, dia menegaskan bahwa kegiatan revitalisasi ada batas waktunya.
"Revitalisasi juga ada batas waktunya kapan harus selesai dikerjakan," tambahnya.
Diketahui, luas Rowo Jombor mencapai 198 hektare, ada 137 PKL, perahu wisata ada 46 buah/32 pemilik, karamba ada 1.200/300 pemilik, dan warung makan apung ada 17 bangunan.
Menyasar Warung Apung
Revitalisasi ini bakal menyasar pelaku wisata seperti karamba ikan, warung makan apung, hingga pemancingan.
Untuk warung makan apung bakal dipindah ke darat dan menjadi food court.
Rencana ini ditolak oleh pemilik usaha warung makan apung.
Salah seorang pengusaha warung makan apung, Samsir menyatakan apabila warung makan apung diubah jadi food court maka daya tarik wisata akan hilang.
Baca juga: Fantastis! Uang Rp 50 Miliar untuk Penataan Rawa Jombor Klaten, Seperti Apa Bentuknya Nanti?
Baca juga: Antisipasi Kasus Kapal Terbalik di WKO Boyolali, Operator Perahu Rawa Jombor Klaten Tambah Personel
"Selama ini kan yang jadi daya tarik di sini adalah warung makan apung," tutur Samsir kepada TribunSolo.com, Selasa (25/5/2021).