Berita Sragen Terbaru
Kasus Meninggila, Pemkab Sragen Genjot Vaksinasi Sasar Lansia, Target Per Hari 100 Orang Disuntik
Melihat semakin banyaknya penularan, Pemkab Sragen mulai melaksanakan sistem jemput bola terkait pelaksanaan vaksinasi covid-19.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Sedangkan, terdapat 219 pasien yang dirawat di rumah sakit karena memiliki gejala disertai dengan penyakit penyerta.
7554 pasien telah dinyatakan sembuh, dan sebanyak 474 pasien meninggal dunia. (
Pasien Jengkel
KI (61), seorang pasien Covid-19 yang dirujuk ke RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen, harus dibawa pulang kembali lagi oleh keluarga.
Informasi yang diterima TribunSolo.com, keluarga merasa jengkel karena pihak rumah sakit tak segera melakukan penanganan.
Baca juga: Rumah Sakit di Solo Kembali Penuh Diserbu Pasien Covid-19, Ranjang Kosong Tinggal 5 Persen
Perisiwa tersebut terjadi pada Kamis (17/6/2021).
Cerita berawal dari KI yang mengalami sakit sesak nafas.
Saat diperiksa di sebuah klinik, tes rapid antigen menunjukkan hasil positif.
Mengingat kondisi KI yang mengalami sesak nafas, kemudian pasien dirujuk ke RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen karena memiliki peralatan yang lebih baik.
Tapi, sudah menunggu 1,5 jam di IGD, keluarga menyebut pasien tidak kunjung mendapat perawatan.
Ini membuat pihak keluarga geram.
Akhirnya, pihak keluarga membawa pasien kembali ke rumahnya.
Keluarga mengaku kasihan melihat KI merasa tidak nyaman, karena hanya menunggu di dalam mobil.
Mendengar hal tersebut, Sekretaris Daerah, Tatag Prabawanto membela RSUD Sragen.
Ia mengimbau masyarakat untuk lebih bersabar.
"Jadi gini, semua harus bisa memahami saat sekarang ini, karena apa, BORnya kan sudah 70%, namun kami tidak akan menelantarkan mereka, mereka harus butuh kesabaran," jelasnya kepada TribunSolo.com, Jumat (18/6/2021).
"Kalau keterisian tempat tidur segitu, masih ngantri terus teriak-teriak kan nggak pas, tenaga medis kan ya capek," tambahnya.
Menurutnya, pihak rumah sakit juga telah melakukan tindakan medis sesuai dengan SOP penanganan covid-19.
Agar kejadian serupa tak kembali terjadi, Tatag meminta kepada warga yang terkonfirmasi covid-19 tidak memiliki gejala klinis yang berat untuk mengajukan diri melakukan isolasi di Technopark.
"Apabila nanti ada kejadian buruk, dari Dinas Kesehatan pasti akan diutamakan dibawa ke rumah sakit rujukan covid-19," paparnya.
Saat ini, meski banyak rumah sakit rujukan covid-19 di Sragen, tidak semuanya memiliki ruang perawatan ICU.
"Yang baru menyediakan ICU kan RSUD Sragen, RSUD Gemolong, Rumah Sakit Amal Sehat, dan Rumah Sakit Rizky Amalia baru proses, karenakan penyediaan ICU covid-19 juga mahal," ujarnya.
Tatag mengajak seluruh masyarakat untuk memahami penularan covid-19 di Sragen yang sedang melonjak.
"Mari kita sama-sama memahami kondisi saat ini, kita akan tangani, kita jamin pemerintah tidak akan lepas tangan," himbaunya. (*)