Berita Karanganyar Terbaru
Asal Mula Klaster Corona di Pabrik Jaten Karanganyar : Tak Jujur, Ada Keluarga Positif Tapi Bekerja
Kades Jaten, Hargo Satata menjelaskan, ledakan kasus di sektor industri diduga karena ketidakjujuran salah seorang karyawan pabrik.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Asal mula meledaknya klaster buruh di pabrik sepatu di Dusun Jumog, Desa/Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar terbongkar.
Sebelumnya ada 95 buruh yang terpapar, kini jadi sebanyak 97 orang.
Kades Jaten, Hargo Satata menjelaskan, ledakan kasus di sektor industri diduga karena ketidakjujuran salah seorang karyawan pabrik.
"Ada karyawan yang bisa dikatakan tidak jujur karena ada keluarga yang terkena Covid-19 dan masih menunggu hasil swab, tapi dia masih masuk kerja," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (22/6/2021).
Baca juga: Ada 95 Buruh Pabrik Sepatu di Jaten Terkena Corona, Dinkes Belum Terima Daftar Mereka yang Positif
Baca juga: 95 Buruh Pabrik Sepatu di Jaten Karanganyar Positif Corona, Muncul Usai Mengeluh Batuk & Sesak Napas
Karyawan itu mulai tidak masuk kerja Kamis (10/6/2021). Itu karena hasil swab anggota keluarganya positif Covid-19.
Oleh karenanya, ia harus di-swab dan hasilnya positif Covid-19. Hasil itu didapatkannya pada Sabtu (12/6/2021).
Itu lalu dilaporkannya ke manajemen pabrik. Manajemen langsung melakukan tracing kontak erat dan dekat.
Ada sebanyak 21 karyawan yang berada dalam satu bagian dengan pasien menjalani uji swab. 13 diantaranya positif Covid-19.
Tracing kemudian diperluas dan ditemukan 10 kasus baru pada Kamis (17/6/2021).
"Tracing terus dilakukan. Total sudah ada sebanyak 745 yang sudah di-swab. 97 diantaranya positif Covid-19," kata Hargo.
"Masih ada 400-an karyawan yang hasilnya masih ditunggu. Mereka menjalani swab mandiri ataupun swab dadi pabrik," tambahnya.
Guna menekan laju penularan, Hargo menuturkan pabrik kini di-lockdown selama beberapa hari ke depan.
"Pabrik ditutup dulu selama 10 hari sambil menunggu tracking dari pabrik," ujarnya.
Komentar Dinkes