Berita Solo Terbaru
Pelatih asal Solo Sukses Bawa Pebulutangkis Guatemala ke Semifinal Olimpiade, Begini Awal Karirnya
Pebulutangkis asal Guatemala Kevin Cordo, yang merupakan anak didik dari Muamar Qadafi, pelatihnya yang berasal dari Kota Solo, sukses ke semifinal tu
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Olimpiade Tokyo 2020 diwarnai kejutan pada cabang olahraga Bulutangkis.
Negara Guatemala sukses mengirim wakilnya ke semifinal tunggal putra Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020.
Pebulutangkis itu adalah Kevin Cordo, yang merupakan anak didik dari Muamar Qadafi, pelatihnya yang berasal dari Kota Solo.
Tentu saja ini raihan yang membuat banyak orang heran.
Alih-alih ke semifinal Olimpiade Tokyo 2020, negara-negara di Amerika Latin selama ini tak pernah bisa berisik di percaturan bulutangkis dunia.
Lalu siapa Muamar Qadafi ?
Baca juga: Kapan Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi CPNS Solo 2021? Simak Update Terbaru
Baca juga: Kisah Qadafi, Dari Bocah Klub Badminton Lokal Solo, Kini Bawa Guatemala Guncang Olimpiade Tokyo 2020
Baca juga: Suporter Persis Solo Pasoepati Dapat Kuota Vaksin dari Gibran, Jumlahnya Disiapkan 10 Ribu Dosis
Penelusuran TribunSolo.com, karir bulutangkis Muammar Qadafi, ternyata diawali dari kota kelahirannya, Solo, dengan bergabung dengan PB Goldenstar Solo.
Ia berlatih sejak kecil.
Villa Ratnasari, seorang atlet bulutangkis dari PB Djarum, dulu sama-sama mengawali pelatihan bulutangkis di klub yang sama, PB Goldenstar Solo, sebelum pindah ke PB Djarum, klub yang lebih prestisius.

Villa lebih dulu pindah ke PB Djarum.
Lalu, sekitar tahun 1991 Kevin pindah ke PB Djarum Kudus.
Kepada tribunSolo.com, Villa menceritakan sosok Muammar Qadafi selama ia mengenalnya di asrama.
"Qadafi orangnya pendiem, nggak banyak ngomong, dan tertutup anaknya, dia adik tingkat saya, setahun atau dua tahun dibawah saya," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (31/7/2021).
Menurutnya, Qadafi dikenal dengan sosok taat beribadah.
Villa mengenang bagaimana tingkah laku Qadafi, saat bermain dengan teman-temannya di asrama.
"Pas anak-anak lain pada ribet main ini itu, di cuma sekadar ngimbangin, diajak main bola ikut, diajak main itu, ikut," kenangnya.
Saking pendiamnya Qadafi, menurut Villa banyak teman-teman sungkan ngobrol kepadanya.
"Paling pas ngobrol Qadafi hanya dengerin, cuma ketawa ketiwi saja, nimbrung ngomong gitu jarang," ujarnya.
Villa bertemu dengan Qadafi, terakhir kali sekitar tahun 1996, saat Villa keluar dari PB Djarum.
"Kalau sekarang seperti apa orangtuanya saya kurang tahu, terakhir komunikasi satu tahun lalu, saya tanya masih ingat nggak sama saya, katanya masih," paparnya.
Soal keberhasilan Qadafi bersama Guatemala menembus semifinal, Villa pun sudah mengirim pesan WA ucapan selamat.
"Ya tadi balas, mau fokus dulu di semifinal," ujar Villa.
Villa mengaku tak tahu persis di mana rumah Qadafi.
Tapi, menurut Villa, Qadafi kecil sebenarnya tinggal bukan wilayah administratif Kota Solo, melainkan di Kabupaten Sukoharjo, tepatnya di kawasan Waringirejo, Cemani, Sukoharjo.
"Orangtuanya masih di Solo, terakhir saya beli makanan ketemu sama bapaknya Qadafi, katanya sekarang tinggal di Waringinrejo," pungkasnya.
Soal bagaimana Qadafi bisa melatih Guatemala, Villa tak tahu persis ceritanya.
Meski demikian, menurutnya, menjadi pelatih bulutangkis di negara luar, adalah pilihan karir yang biasa saja buat seorang pebulutangkis jebolan PB Djarum.
Villa misalnya, mengaku, ia pernah mendapat tawaran serupa dari tim luar negeri.
Kevin Cordo
Kevin Cordon sukses menorehkan kejutan di cabor bulutangkis Olimpiade Tokyo 2021.
Kevin lolos ke semifinal setelah mengalahkan pemain asal Korea Selatan, Heo Kwanghee, Sabtu (31/7/2021) pagi WIB.
Pebulutangkis asal Guatemala ini hanya membutuhkan dua set untuk memastikan diri tampil di empat besar Olimpiade Tokyo 2021.
Ia menang dengan skor 21-13 dan 21-18.
Kepastian Kevin melaju ke semfinal tentu menjadi perhatian tersendiri bagi pecinta bulutangkis.
Sebab, sebelumnya tak banyak yang tahu atau bahkan sudah mendengar sosok Kevin Cordon.
Lantas siapakah sebenarnya Kevin ini?

Berikut Profil Kevin Cordon
Kevin Cordon lahir di Zacapa, Guatemala pada 28 November 1986.
Ia rupanya belum menggemari dunia tepok bulu angsa sejak kecil.
Ia kecemplung di dunia badminton saat dirinya berumur 11 tahun.
"Saya mulai bermain badminton saat berusia 11 tahun," ungkap Kevin Cordon dikutip dari laman BWF.
Selain itu, ada alasan tersendiri mengapa Kevin memilih menekuni olahraga bulutangkis ini.
Menurutnya, bermain badminton adalah salah satu cara terbaik dan tercepat untuk bisa tampil di Olimpiade.
Padahal sebelum mengenal badminton, ia adalah seorang pesepak bola di Guatemala.
Ia berubah pikiran saat menghadiri turnamen badminton di kota tempat tinggalnya.
Atlet berusia 34 tahun ini memandang olahraga tersebut juga memiliki resiko kecil untuk mengalami cedera.
Untuk itu, ia tak menunda lagi untuk meninggalkan dunia sepak bola dan masuk ke lingkungan bulutangkis.
"Saya mengenal badminton dengan tidak sengaja," ujar Kevin Cordon.
"Saya pergi ke pertandingan bulutangkis lokal dan mulai bermain."
"Tiga bulan kemudian saya memenangkan turnamen pertama saya."
"Saya sebenarnya bermain sepak bola juga, tetapi badminton adalah pintu yang terbuka bagi saya dan sekaligus menghindari cedera," lanjutnya.

Setelah kecemplung di dunia tersebut, ia mendedikasikan dirinya untuk tampil dengan baik.
Impiannya pun berubah seiring profesinya sebagai seorang pebulutangkis.
Ia sangat ingin tampil di ajang Olimpiade mewakili negaranya.
"Impian saya adalah bersaing di level Olimpiade," sambungnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Kevin Cordon, Pebulutangkis Didikan Pelatih asal Indonesia, Main Badminton Secara Tak Sengaja