Kisah Guru SMP Gunungkidul Jadi Wasit di Olimpiade Tokyo, Begini Lika-liku Perjalanannya
Sosoknya baru-baru ini menjadi sorotan setelah dirinya menjadi wasit pertandingan bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020.
Ia memang sejak dulu menggemari olahraga.
Uniknya pria ini dulunya merupakan anggota tim voli DIY.
Namun karena cedera engkel, dirinya memilih untuk berhenti dan memilih bulutangkis, tetapi sebagai wasit.
Pria ini merupakan lulusan Fakultas Olahraga di IKIP Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Awalnya, Wahyana menjadi hakim garis dari tahun 1998 sampai 2000 di berbagai turnamen.
Ingin menjadi seorang profesional, Wahyana mengikuti ujian kompetensi di tingkat DIY dengan hasil terbaik.
Tak berhenti disini ia kembangkan lagi di tingkat nasional dan Asia.
"Di tingkat nasional A saya mendapatkan capaian terbaik. Kemudian saya dikirim mengikuti Asia Accreditation di Kuala Lumpur pada tahun 2006 silam. Lanjut lagi Asia Certification di Johor," ucap dia.
Pada tahun 2016 lalu, Wahyana mengikuti BWF Accreditation dan mendapatkan sertifikasi atau lisensi tertinggi.
Total sudah ada 77 negara yang disinggahinya sebagai wasit pertandingan.
Berbagai kejuaraan yang juga ia pimpin mulai dari SEA Games, Asean Games, Kejuaraan Dunia, Paralimpic, Piala Sudirman, Piala Thomas/Uber, World Tour Finals dan lainnya.
Baca juga: Bek Gahar Milik Atlanta Ini Selangkah Lagi Gabung Tottenham, Klub Sepakati Tawaran 55 Juta Euro
Pertandingan yang paling berkesan
Meski olimpiade menjadi puncak kariernya, namun ada salah satu yang cukup berkesan selama memimpin pertandingan, yakni setiap pertemuan legenda Lee Chong Wei asal Malaysia dan Lin Dan asal Cina.
Sebagai musuh abadi dalam pertandingan, keduanya selalu menampilkan pertandingan seru.
Selain itu, pengalaman berkesan juga ia rasakan saat memimpin final Uber dan Thomas Cup.