Bukan Boyolali dan Klaten, Tapi Magelang yang Diguyur Abu Merapi, Sudah Berlangsung Berhari-hari
Akibat erupsi Gunung Merapi berkali-kali, hanya Magelang yang diguyur abu vulkanik, Kamis (12/8/2021).
TRIBUNSOLO.COM - Akibat erupsi Gunung Merapi berkali-kali, hanya Magelang yang diguyur abu vulkanik, Kamis (12/8/2021).
Bahkan hari sebelumnya, kawasan di lereng tersebut sempat hujan abu berkali-kali.
Sementara wilayah Kabupaten Boyolali dan Klaten terpantau bebas dari abu vulkanik Merapi.
Tercatat sebanyak tujuh desa yang ada di wilayah Magelang dilaporkan diguyur hujan abu.
Ketujuh desa tersebut adalah Desa Krinjing di Kecamatan Dukun, Desa Srumbung dan Pucanganom di Kecamatan Srumbung.
Lalu, Desa Gulon di Kecamatan Salam, Desa Gunungpring di Kecamatan Muntilan.
Baca juga: Merapi Semburkan Lava Pijar & Awan Panas, Boyolali & Klaten Aman, Magelang Kembali Diguyur Hujan Abu
Baca juga: Aneh, Bukannya Bokek karena Gowes dari Tangerang ke Wonogiri,Uang Pria Ini Malah Jadi Berlipat Ganda
Serta Desa Sawitan dan Kelurahan Mendut di Kecamatan Mungkid.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono, menuturkan aktivitas masyarakat terpantau masih aman dan tidak terganggu.
"Saat ini, kami sudah lakukan koordinasi dengan TRC Kecamatan dan masyarakat setempat. Serta pemantauan melalui alat komunikasi dan media sosial," jelasnya, Kamis (12/08/2021).
Dilaporkan pula, Gunung Merapi pada Kamis (12/08/2021) hari ini mengeluarkan awan panas hingga jarak luncuran sejauh 3000 meter ke arah barat daya.
Boyolali dan Klaten Aman
Namun hanya kawasan Magelang, sementara Boyolali dan Klaten tidak diguyur hujan abu.
Empat kali awan panas guguran (APG) dimuntahkan Gunung Merapi secara beruntun pada pukul 01.07, 01.16, 01.53 dan 02.46 WIB.
Lontaran material yang dilontarkan erupsi merapi kalu ini paling jauh hingga 3 kilometer.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam keterangannya mengungkapkan empat kali luncuran APG ini masih mengarah ke barat daya.
Baca juga: Kisah Bocah Temani Ayahnya yang Tunanetra Ngamen Keliling Solo, Tidak Mengeluh Berangkat Jam 3 Pagi
Baca juga: Dikira Meninggal, Pasien Covid-19 di Klaten Masih Hidup : Terlanjur Gali Kubur & Saudara Berdatangan