Berita Sragen Terbaru
Hasil Survei BPS Sargen saat Pandemi : Mayoritas Warga Masih Abai Prokes, Terbanyak Ogah Jaga Jarak
Berdasarkan survei yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen, dapat dilihat perilaku masyarakat Sragen selama pandemi covid-19.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pandemi covid-19 yang telah berjalan lebih dari satu tahun, telah merubah kebiasaan masyarakat.
Berdasarkan survei yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen, dapat dilihat perilaku masyarakat Sragen selama pandemi covid-19.
Survei tersebut diikuti 784 responden secara online, pada 13-20 Juli 2021.
Kepala BPS Kabupaten Sragen, Joko Kristiono mengatakan dengan survei tersebut, terdapat gambaran bagaimana perilaku masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Cerita Telur Ayam asal Klaten Bisa Bikin Bangga Menteri Airlangga Hartarto, Ternyata ini Istimewanya
Baca juga: Lowongan Kerja Solo: Dibutuhkan Formasi Bidan Penempatan di Wonogiri, Berikut Persyaratannya
"Berdasarkan survei, kepatuhan masyarakat memakai masker 1 lapis tertinggi, yakni 88,90 persen, sedangkan yang memakai masker 2 lapis, masih sangat rendah, sebesar 46,17% dari total responden," jelasnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (14/8/2021).
Selain itu, selama pandemi masyarakat Sragen lebih memilih untuk meningkatkan imunitas tubuhnya, sebanyak 82,40% dari total responden melaksanakannya.
Perilaku lainnya yakni, menjaga sirkulasi udara (74,11%), mencuci tangan dengan sabun/handsanitizer (71,05%), mengurangi mobilitas (70,92%), menjauhi kerumunan (70,15%), menutup mulut saat batuk (68,11%).
"Hanya ada 58,80 persen responden, yang melaksanakan prinsip jaga jarak 2 meter, saat berada di luar rumah," ujar Joko.
Bahkan, menurut pendapat responden, sebagian besar mengaku masyarakat dilingkungannya masih abai terapkan prokes.
"Sebagian besar responden menilai jika masyarakat dilingkungan sekitarnya, secara umum masih sangat abai dalam penerapan protokol kesehatan," jelasnya.
Dibanding terapkan prokes, ternyata masyarakat Sragen lebih peduli terhadap adanya penindakan pelanggaran prokes di lingkungannya.
"Dari pengakuan responden, masyarakat menunjukkan kepedulian terhadap pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi di lingkungan sekitarnya," terang dia.
Curhatan Pedagang
Meski tetap buka, kebijakan PPKM yang diperpanjang ini nyatanya juga berimbas ke pedagang.
Salah satunya di Kabupaten Sragen, di mana Pemkab tetap mengizinkan pasar buka 100 persen, di tengah pemberlakuan PPKM level 4.
Salah satu pedagang di Pasar Bunder Sragen, Nanik (65) mengatakan kebijakan PPKM sangat berpengaruh ke aktivitas ekonomi di pasar.
"Selama PPKM ini, meski masih diizinkan buka, tapi pendapatan tetap kacau, misalnya sehari dapat Rp 50 ribu, ini cuma dapat Rp 20 ribu," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (14/8/2021).
Baca juga: Vaksinasi di Sragen Hari Ini : Sudah Ada 3 Ribu Dosis, Bupati Minta Warga Berdoa Biar Tak Tersendat
Baca juga: Geger Ratusan Lembar Uang Rp 50 Ribu & Rp 100 Ribu di Koper Ditemukan di Sragen, Ternyata Uang Palsu
Meski begitu, Nanik yang merupakan pedagang cabai dan komoditi bawang tersebut, tetap bersyukur pendapatannya masih cukup untuk makan.
"Untungnya saya sudah nggak ada tanggungan anak sekolah, kalau yang lain yang masih ada tanggungan, ya tetap mengeluh," jelasnya.
"Kasarannya kalau bisa menjual bawang sehati 10 kilogram, uangnya masih cukup untuk makan," imbuh Nanik.
Menurut Nanik, selama PPKM pembeli yang datang ke pasar menurun drastis.
"Pasar ya seperti ini setiap hari, sepi yang datang sedikit, kalau diatas jam 12 tambah sedikit lagi, hanya ada 1 sampai 2 orang saja," ujarnya.
Bahkan, Nanik juga sering dicurthati pembelinya, mau belanja tetap tidak punya uang.
Meski berdampak, Nanik mengatakan tidak bisa berbuat banyak terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19.
"Kalau nanti PPKM di perpanjang sampai jauh, ya mau gimana lagi, kita wong cilik, mau nggak mau harus mau ngikutin aturan pemerintah," jelasnya.
Kebut Vaksinasi
Pemkab Kabupaten Sragen mengejar target vaksinasi 70 persen.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan akan memaksimalkan stok vaksin yang ada, agar tak terjadi keterlambatan penyuntikan dosis kedua.
"Karena beberapa daerah dosis kedua kan habis, jadi kita harus betul-betul atur jangan sampai ada jarak yang jauh antara dosis pertama dan kedua," jelasnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (14/8/2021).
Saat ini, capaian dosis pertama di Sragen mencapai 15 persen, serta dosis kedua capai 9-10 persen.
Saat ini, stok vaksin jenis Astrazeneca di Sragen telah habis.
Baca juga: Vaksinasi Karanganyar Hari Ini : 500 Dosis Ludes dalam Sekejap, Bahkan Ada Warga Luar Minta Vaksin
Baca juga: Geger Ratusan Lembar Uang Rp 50 Ribu & Rp 100 Ribu di Koper Ditemukan di Sragen, Ternyata Uang Palsu
"Kemarin kita sudah kembali dikirim vaksin Sinovac, rencananya 3.000 untuk penyuntikan dosis pertama, sisanya untuk pemberian dosis kedua," jelasnya.
Meski begitu, Bupati Yuni pastikan penyuntikan dosis kedua untuk pekan ini dipastikan aman.
Namun, Bupati Yuni tak yakin penyuntikan dosis kedua pada minggu depan bisa sesuai jadwal.
"Mudah-mudahan tidak ada jadwal yang mundur, untuk minggu ini sudah pasti aman, untuk minggu depan ya kita berdoa saja, semoga ada lagi," harap dia.
Sudah 15 Persen
Data terakhir, baru 15 persen penduduk Sragen yang sudah menerima vaksin covid-19.
Selain untuk masyarakat umum, vaksinasi untuk tenaga kesehatan juga kembali digelar.
Baca juga: Dinkes Karanganyar Sebut Penyuntikan untuk Dosis Kedua Vaksinasi Covid-19 Sesuai Jadwal
Baca juga: Penyuntikan Dosis Ketiga Gunakan Jenis Vaksin Berbeda, Nakes di Sragen Mengaku Takut: Siapkan Mental
Tenaga kesehatan di Sragen mulai disuntik vaksin dosis ketiga, sebagai booster antibodi di dalam tubuh.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, pada hari ini, nakes di seluruh puskesmas di wilayahnya mulai disuntik vaksin dosis ketiga.
"Nakes di puskesmas saya himbau untuk di suntik hari ini, hari jumat," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (13/8/2021).
Hal itu dikarenakan, pada hari jumat biasanya kegiatan nakes di puskesmas tidak sepadat hari biasanya.
Baca juga: Bagai Bumi & Langit, Vaksinasi di Solo Sudah 70 Persen, Klaten Baru 14 Persen, Bupati Mohon ke Pusat
"Karena kan teman-teman nakes biasanya agak longgar di hari Jumat, makanya kita minta mulai suntik hari ini," jelasnya.
Selain vaksinasi untuk nakes, vaksinasi jemput bola juga akan dilaksanakan di Balai Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh.
Prioritas sasaran vaksinasi masih diperuntukkan untuk usia 40 tahun ke atas.
Vaksin dosis pertama kali ini untuk masyarakat umum, menggunakan vaksin jenis AstraZeneca, sesuai dengan ketersediaan vaksin yang ada di Kabupaten Sragen. (*)