Berita Solo Terbaru
KGPAA Mangkunegara IX Meninggal Dunia, Gusti Moeng Harap Suksesi Penerus Tak Ada Konflik Internal
GKR Wandansari Koes Moertiyah atau biasa dipanggil Gusti Moeng berpesan Suksesi Penerus KGPAA Mangkunegara IX berjalan lancar dan damai.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Agil Trisetiawan
Pengalian tanah dilakukan sejak Jumat (14/8/2021) pada pukul 15.00 - 17.00 WIB, dan dilanjutkan pada Sabtu (15/8/2021) pukul 08.00 WIB.
Baca juga: Pemakaman KGPAA Mangkunegara IX di Astana Girilayu Karanganyar Digelar Tertutup
Baca juga: Mantan Wali Kota Solo, FX Rudy Kenang Mangkunegara IX : Sosok yang Berperan Besar Dalam Budaya
Makam Raja Mangkunegaran tersebut digali oleh Sri Waloyo dan beberapa warga di Girilayu yang mendapat kesempatan itu.
Sri Waloyo merupakan salah satu anggota dari Juru Kunci Astana Girilayu.
Pihaknya menyampaikan proses penggalian tanah tidak memiliki kesulitan yang berarti.
Baca juga: Suasana di Astana Girilayu, Jelang Pemakaman Raja Mangkunegaran Solo: Ada Karangan Bunga dari Jokowi
"Sebelumnya dilakukan bedah bumi terlebih dulu, dan ritual seperti biasanya," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (15/8/2021).
Pengalian dilakukan secara hati-hati oleh pihak pengali kubur.
"Dilakukan hati-hati seperti biasanya, tidak ada yang berbeda," ungkapnya.
Kendati demikian pihaknya mengaku memiliki kebanggaan tersendiri bisa menggali makam Raja Mangkunegaran.
"Iya bangga, bisa melakukan penggalian tanah untuk mendingan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegaran IX," Ujarnya.
Digelar Tertutup
Pemakaman Jenazah KGPAA Mangkunegara IX akan dilakukan secara tertutup di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (15/8/202) sekitar pukul 11.00 WIB.
Pantuan TribunSolo.com di lapangan, sejak pukul 09.00 WIB persiapan telah dilakukan oleh Juru Kunci Astana Girilayu.
Juru Kunci Astana Girilayu, Hadi Suyanto, mengatakan prosesi pemakaman hanya boleh dihadiri oleh pihak Mangkunegaran.
Baca juga: Mantan Wali Kota Solo, FX Rudy Kenang Mangkunegara IX : Sosok yang Berperan Besar Dalam Budaya
Baca juga: Suasana di Astana Girilayu, Jelang Pemakaman Raja Mangkunegaran Solo: Ada Karangan Bunga dari Jokowi
"Rencana tertutup, Hanya tertentu yang mendapatkan izin dari Mangkunegaran, disini tertutup," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (15/8/2021).
Pihaknya mengatakan, pengamanan dilakukan oleh Kepolisian dan TNI.
"Ada yang menjaga dari pihak Kepolisian dan Mangkunegaran, jadi yang tidak mendapatkan izin dilarang masuk," ungkapnya.
Baca juga: Kata GPH Bhre Cakrahutomo Soal Pengganti Raja Mangkunegaran Solo: Masih Fokus Pemakaman, Nanti Saja
Penyerahan Jenazah akan dilakukan di depan pintu masuk Astana Girilayu.
Setelah penyerahan dari pihak Mangkunegaran oleh Wedhono Satrio, KRMT Lilik Priharso Tirto Diningrat.
Akan dilakukan penerima secara langsung oleh Pihak Juru Kunci Astana Girilayu.
"Setelah dilakukan penerimaan langsung di lakukan prosesi penguburan," ungkapnya.
Berperan Besar Dalam Budaya
Mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo hadir melayat ke Pura Mangkunegaran menjelang keberangkatan Mangkunegara IX ke pusara pada Minggu (15/8/2021).
Rudy hadir seorang diri dengan mengenakan baju batik.
Dirinya menyampaikan bela sungkawa atas kepergian salah seorang raja di Kota Solo tersebut.
Baca juga: Suasana di Astana Girilayu, Jelang Pemakaman Raja Mangkunegaran Solo: Ada Karangan Bunga dari Jokowi
Baca juga: Jelang Keberangkatan Jenazah Mangkunegara IX ke Astana Girilayu, Diiringi Tabuh Karawitan
"Kota Solo, Indonesia, bahkan dunia kehilangan sosok besar dalam bidang budaya," katanya.
Rudy mengenang sosok Mangkunegara IX yang memliki peran besar dalam bidang budaya.
"Kami sering berdiskusi soal pelestarian budaya, dan beliau juga sering minta tolong saya untuk pengembangan Pura Mangkunegaran saat saya menjabat wali kota," ungkapnya.
Baca juga: Kata GPH Bhre Cakrahutomo Soal Pengganti Raja Mangkunegaran Solo: Masih Fokus Pemakaman, Nanti Saja
Dirinya berharap para penerusnya bisa lebih baik kedepannya dalam menjadi pusat budaya Jawa.
"Saya harap Mangkunegaran bisa menjadi kiblat peradaban budaya kedepannya," jelasnya.
Diiringi Tabuh Karawitan
Pelepasan keberangkatan jenazah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX dipenuhi oleh suara instrumen gamelan dan tembang yang membahana.
Prosesi pemakaman akan dilakukan pada Minggu (15/8/2021) pukul 10.00 WIB .
Adapun gamelan-gamelan tersebut telah tertabuh sejak pukul 06.00 WIB.
Baca juga: Pesan Raja Mangkunegara IX pada Putranya GPH Bhre Cakrahutomo, Beri yang Terbaik untuk Mengkunegaran
Baca juga: Isak Tangis Pun Pecah, saat Peti Jenazah KPGPAA Mangkunegara IX Tiba di Pura Mangkunegaran
Menurut salah seorang abdi dalem, Umi Hartono, tembang yang dinyanyikan berjudul Ketawang Tampur Dudo Kasmaran.
"Tembang ini mengiringi proses keberangkatan mendiang almarhum hingga pusara," katanya.
Dirinya menyebut tembang ini diambil dari syair Serat Wedotomo karya KGPAA Mangkunegara IV.
Baca juga: 33 Tahun Mangkunegara IX Menjabat Sebagai Raja : Begini Kiprahnya Dari Lokal Hingga Internasional
"Ini sudah dilakukan secara turun temurun sejak dahulu," jelasnya.
Adapun personil yang menyanyi dan memainkan musik berjumlah 30 orang.
"Nanti di muka halaman juga akan ada personel pemain tabuh gamelan monggang saat jenazah akan berangkat," ucapnya.
Gibran Melayat
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka melayat ke KGPAA Mangkunegara IX di Pura Mangkunegara, Sabtu (14/8/2021).
Gibran datang ditemani Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa dan Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak di Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Keprabon, Kacamatan Banjarsari.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, Gibran bersama rombongan yang juga dari jajaran pejabat Pemkot itu, tiba di Pura Mangkunegaran sekitar pukul 08.15 WIB.
Rombongan datang menggunakan bus milik Pemkot Solo.

Kedatangan Gibran di antaranya disambut oleh istri almarhum Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX dan putra bungsu GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
Gibran beserta rombongannya kemudian menuju ke arah Ndalem Ageng Pura Mengkunegaran, tempat disemayamkan jenazah.
Tampak Gibran sempat melihat jenazah Raja Mangkunegaran yang berada di dalam peti mati.
Usai menemui mereka, rombongan Gibran lalu berpamitan kepada keluarga almarhum dan meninggalkan Ndalem Ageng.
Gibran mengaku mengajak sejumlah pimpinan di Solo untuk datang melayat.
Baca juga: Keluarga Besar Gelar Tahlilan dan Doa untuk KGPAA Mangkunegara IX, Diikuti Anak hingga Kerabat
Baca juga: Pesan Raja Mangkunegara IX pada Putranya GPH Bhre Cakrahutomo, Beri yang Terbaik untuk Mengkunegaran
"Tadi pagi setelah memimpin upacara saya ajak mereka ke sini untuk takziah sebentar," ucap dia.
Pihaknya sudah bertemu dengan istri dan anak almarhum di Ndalem Ageng.
Ia juga menyampaikan rasa berbelasungkawa kepada keluarga almarhum.
"Semoga acara besok lancar dengan prokes dan almarhum husnul khotimah," harapnya.
Keluarga Gelar Tahlilan
Keluarga besar Pura Mangkunegaran menggelar tahlilan dan doa untuk KGPAA Mangkunegara IX, Jumat (13/8/2021) malam.
Jenazah KGPAA Mangkunegara IX disemayamkan di Ndalem Ageng Puro Mangkunegaran.
Acara bertajuk Caos Dongo Nderekaken Tindakipun SIJ KGPAA Mangkunegara IX itu, dimulai pukul 19.00 WIB yang diisi dengan pembacaan tahlil dan doa bersama.
Tahlilan dilaksanakan secara tertutup, dan dihadiri oleh putra dan putri Raja Mangkunegara IX, serta kerabat Mangkunegaran.
Satu persatu kerabat mendekat ke peti jenazah, untuk mendoakan dan memberi penghormatan terakhir untuk KGPAA Mangkunegara IX.
Acara yang digelar hingga pukul 20.30 WIB tersebut, berjalan dengan penuh khidmat dan kekusyukan.
Baca juga: Rute Pemakaman KGPAA Mangkunegara IX : Berangkat dari Pura Mangkunegaran Solo ke Girilayu Matesih
Baca juga: KGPAA Mangkunegara IX Wafat, Ini Harapan Besar Warga Solo Terhadap Sosok Raja Penggantinya
Pesan Raja Mangkunegaran
Putra bungsu KPGPAA Mangkunegaran IX, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo mengaku kaget dengan kabar meninggalnya ayahnya tersebut karena dirinya sempat menelpon almarhum.
"Kejadiannya mendadak, kemarin saya teleponan sama bapak, masih sehat ," ucap Wira di Pura Mangkunegaran, Jum'at (13/8/2021).
Wira mengatakan kepergian ayahandanya merupakan pukulan yang berat bagi keluarga.
"Ini kehilangan yang besar untuk Mangkunegaran, untuk keluarga," kata dia.
Lanjut, meskipun dirinya masih dirundung duka, dirinya tak ingin terlalu belarut dalam kesedihan.
Dirinya ingin melanjutkan semangat yang dilakukan ayahnya selama ini.
"Kita harus bisa melanjutkan semangat Kanjeng Gusti, melakukan yang terbaik untuk Mangkunegaran, untuk abdi-abdi bersama dengan keluarga," aku dia.
"Meneruskan semangat Kanjeng Gusti ke depannya," kata Wira.
Kemudian dia mengungkapkan pesan terakhir dari ayahnya ke keluarga.
Pesan itu berisi harapan almarhum agar dapat melanjutkan cita-cita dan semangat yang almarhum ingin capai.
"Semoga keluarga selalu bisa mengenang masa-masa indah yang sehubungan dengan Kanjeng Gusti," tuturnya. (*)