Berita Sragen Terbaru
Biang Kerok yang Bikin Harga Cabai Anjlok, Pedagang di Sragen : Sejak PPKM dan Hajatan Dilarang
Harga cabai turun drastis di sejumlah pasar di Kabupaten Sragen dalam waktu sebulan terakhir.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Jeritan Petani
Petani di lereng gunung Merapi Merbabu lagi-lagi harus menelan pil pahit.
Jika harga jual cabainya masih seperti ini, bisa dipastikan modal usaha pertanian cabainya tak akan pulih.
Bagaimana tidak, di tingkat petani harga jual cabai hanya berkisar antara Rp 5-6 ribu per kilogram.
Itupun yang bagus-bagus saja, sedangkan yang kualitasnya jelek harganya sangat murah.
Petani di Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, Turut Purwanto mengaku sudah keluar modal sebesar Rp 7-8 juta, sehingga kemungkinan besar tak akan kembali.
Baca juga: Lowongan Kerja Solo: Dibutuhkan Staff Kitchen dan Barista, Penempatan Karier di Karanganyar
Baca juga: Jadwal Vaksinasi Bus Keliling di Solo Selama Sejak 25-31 Agustus : Pemkot Siapkan 150 Dosis Per Hari
“Wah ini harganya hancur. Cuma 5 ribu dan 6 ribu per kilogram itu yang bagus,” katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (25/8/2021).
Padahal bisanya harga capai paling murah bisa mencapai Rp 20 ribu per kilogram hingga paling mahal bisa menembus Rp 120 ribu per kilogram.
Dengan harga jual itu, jangankan untung, berharap modalnya kembali saja sudah tidak mungkin.
Yang lebih menyedihkan lagi, untuk menanam cabai ini tak sedikit petani yang modalnya dari pinjaman.
“Ini rugi sangat dari petani. Mengembalikan modal saja susah apalagi untuk untung,” katanya.
“Sekali panen biasanya, bisa dapat 700 sampai 800 ribu. Tapi kali ini Cuma dapat berapa, ga sampai 500 ribu per panen,” ujarnya.
Dia mengaku, cabai tanamannya bisa dipanen sebanyak 9-10 kali.
Namun, dengan harga jual seperti ini, petanipun banyak yang enggan untuk memanennya.
“Harga sayur yang lain seperti selada, sawi sendok, juga hancur-hancuran. Hanya 3 – 5 ribu perkilogram,” imbuhnya.