Akhirnya Terjawab, Alasan ISIS-K Kini Musuhi Taliban: Sudah Menunggu Waktu untuk Menyerang
Komandan ISIS-K mengatakan kelompoknya sudah menunggu waktu untuk menyerang. ISIS-K kini juga sudah merekrut anggota.
TRIBUNSOLO.COM - Mengapap ISIS-K sekarang terkesan memusuhi Taliban?
Pertanyaan tersebut akhirnya dijawab oleh Komandan ISIS-K.
Komandan ISIS-K sempat melakukan wawancara dengan Koresponden CNN, Clarissa Ward, dua hari sebelum bom bunuh diri di dekat bandara Kabul, Afghanistan, terjadi pada Kamis (26/8/2021).
Baca juga: Waspadai ISIS-K di Afghanistan, BNPT Patroli Medsos, Intelejen Juga Bergerak Selidiki Ancaman ke RI
Dalam wawacara tersebut, Komandan ISIS-K mengatakan kelompoknya sudah "menunggu waktu untuk menyerang."
"Saat warga asing dan orang-orang meninggalkan Afghanistan, kami bisa memulai kembali operasi kami," kata sang komandan yang tak disebutkan namanya, Selasa (24/8/2021), dikutip dari Sputnik News.
Ia menambahkan, ISIS-K sudah merekrut anggota dan menunggu warga asing meninggalkan Afghanistan.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan pada Ward bahwa dirinya telah memimpin kelompok beranggotakan 600 orang, termasuk orang India dan Pakistan.

Militan anonim itu juga mengklaim ia pernah bekerja dengan Taliban.
Namun, ia menjadi kritis pada kelompok tersebut karena telah memoderasi pendiriannya terhadap pengaruh Barat.
"Kami (pernah) beroperasi di jajaran Taliban. Namun, mereka tidak sejalan dengan kami dalam hal kepercayaan, jadi kami pindah ke ISIS," ungkapnya.
"Jika ada yang setuju dengan kami dalam hal ini, dia adalah saudara kami."
"Jika tidak, kami menyatakan perang dengannya, tak peduli apakah dia Taliban atau orang lain," umbuh dia.
Baca juga: Tragedi Afghanistan, Warga Hendak Kabur dari Taliban Malah Jadi Korban Bom Bunuh Diri di Kabul
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) telah melancarkan serangan balas dendam terhadap ISIS-K pasca-insiden bom.
Dalam ledakan tersebut, Pentagon berkata bahwa serangan udara mereka yang pertama telah menewaskan dua militan ISIS-K dan membuat satu lainnya terluka.
Mengutip AlJazeera, Mayor Jenderal Hank Taylor mengatakan pada konferensi pers, tidak ada warga sipil yang terluka dalam serangan AS Sabtu (28/8/2021) pagi.