Tim Inggris Kerap Dapat Perlakuan Rasis, Gareth Southgate Puji Sikap Dewasa Anak Asuhnya
Tim Inggris kerap kali mendapatkan perlakuan rasis, Gareth Southgate memuji sikap dewasa anak asuhnya.
TRIBUNSOLO.COM - Gelaran kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Inggris vs Hungaria yang digelar Jumat (3/9/2021) berujung tindakan tak terpuji dari tim tuan rumah.
Pertandingan yang digelar di Stadion Puskas Arena tersebut diwarnai insiden rasisme yang dilakukan kubu suporter Hungaria.
Namun, sang pelatih Inggris, Gareth Southgate memuji kematangan luar biasa para pemainnya usai mendapatkan perlakuan tak menyenangkan tersebut.
Raheem Sterling dan Jude Bellingham menjadi korban pelecehan scara rasis selama kemenangan 4-0 di kualifikasi Piala Dunia melawan Hungaria.
Usai kejadian tersebut, mereka mengatakan para pemain Inggris akan terus berjuang melawan diskriminasi.
Baca juga: Cristiano Pulang Ke Manchester United, Mantan Pemain Liverpool John Barnes: Belum Tentu Juara
Baca juga: Suporter Hungaria Lempar Gelas Plastik ke Lapangan, Pemain Timnas Inggris Malah Meminumnya
Baca juga: Gareth Bale Dirumorkan Pensiun di Real Madrid, Sang Pemain Langsung Klarifikasi
Nyanyian monyet diarahkan pada pasangan tersebut dari pendukung Hongaria selama pertandingan.
Selain itu, tim Inggris dicemooh saat mereka berlutut sebelum kick-off di Budapest pada Kamis malam.
Tak hanya itu, tim Inggris yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka pernah dikirimi pesan rasis secara online setelah mereka gagal mengeksekusi tendangan penalti dalam adu penalti di Final Euro 2020.
"Saya hanya bisa menegaskan kembali bahwa para pemain sangat dewasa dalam cara mereka menghadapinya," katanya dilansir Sky Sport.
“Saya pikir mereka merasa didukung oleh rekan satu tim mereka yang sangat penting bagi mereka. Rekan satu tim mereka harus menyadari betapa menantangnya hal itu bagi para pemain kulit hitam kami dan betapa mengecewakannya di dunia modern kami terus harus menjawab pertanyaan mengenai hal rasis. Apalagi pertanyaan karena insiden yang terjadi," katanya.
Bellingham yang masih berusia 18 tahun menulis
"Bagian dari permainan dan akan selalu sampai hukuman yang tepat diberlakukan oleh mereka yang berkuasa. Kita tidak bisa membiarkan kebencian menang, tetap tersenyum!"
Southgate mengatakan anggota timnya akan terus menunjukkan keinginan mereka untuk mempengaruhi perubahan dan mempromosikan kesetaraan di masyarakat, serta dalam olahraga,
Dirinya juga yakin para pemainnya ingin penampilan mereka bahasan pertama sebelum rasisme.
“Kami hanya dapat terus mengambil sikap yang telah kami lakukan dan berharap bahwa kami terus mengirim pesan yang tepat tidak hanya kepada orang-orang di sepak bola tetapi di seluruh masyarakat dan bahwa semua orang terus berkembang," katanya.
“Kami tahu bahwa ini akan memakan waktu dan rasanya sangat lambat untuk semua orang, tetapi kami harus terus berjuang dalam pertempuran itu," katanya.
“Kami lebih siap untuk itu sekarang sayangnya karena kami harus melakukannya. Jadi kami telah belajar banyak dari pengalaman masa lalu dan yang paling penting dalam pikiran kami adalah berada di sana untuk mendukung para pemain kami," ujarnya.
Baca juga: Tak Mau Ulangi Kekalahan di Final Euro 2020, Gareth Southgate Siap Balas Dendam di Piala Dunia 2022
Baca juga: Cristiano Ronaldo Lapar Trofi Liga Inggris, Lecut Skuad Manchester United
Baca juga: Arsenal Nyungsep di Dasar Klasemen, Klub Minta Fans Bersabar: Kami Butuh Waktu
“Ketika mereka bermain sebaik yang mereka lakukan malam itu, mereka ingin membicarakan hal itu, mereka menyadari tanggung jawab mereka yang lebih luas dan pada saat yang tepat mereka ingin mempengaruhi hal-hal itu, tetapi ketika mereka bermain, mereka ingin dinilai berdasarkan kemampuan mereka,"
Bek tengah Wolves Conor Coady mengatakan rekan setimnya di Inggris tidak terpengaruh oleh permusuhan dan rasisme yang terjadi di Budapest.
Ketika ditanya apakah hal negatif telah memengaruhi semangat tim Inggris, Coady memberikan jawabannya.
"Tidak sama sekali, saya akan jujur dengan Anda. Itu adalah sesuatu yang tidak ingin kami bicarakan tetapi terus terjadi.
"Saya pikir cara anak laki-laki menghadapinya, karena kami adalah kelompok yang sangat erat dan begitu itu terjadi pada satu orang, itu terjadi pada kami semua dan kami akan terus melakukan apa yang kami lakukan dan ambil. sebuah pendirian.
“Tidak hanya di sepak bola tetapi di masyarakat kami ingin mencoba dan membantu membuat perubahan. Penting bagi kami semua untuk bersatu dan itu adalah sesuatu yang akan selalu kami lakukan.
“Anda menyebut dua anak laki-laki di sana yakni Sterling dan Bellingham, mereka adalah orang-orang yang benar-benar fantastis dan kami adalah tim yang akan mengatasi mereka sebanyak mungkin.”(*)