Berita Solo Terbaru
Soal Poster Kritik di Solo, Wali Kota Gibran Tanggapi Santai: Kami Tak Menolak Kritik
Setelah sebelumnya ramai soal mural yang mengkritik pemerintah di sejumlah tembok di Kota Solo, kini muncul poster dengan tulisan bernada serupa.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Akan tetapi dirinya mempermasalahkan gambar-gambar yang dipasang secara serampangan di area publik.
"Kami hanya menertibkan sesuai dengan peraturan daerah Kota Solo Nomor 10 tahun 2015 yang mengatur lingkungan," jelasnya.
Arif juga melarang warga maupun instansi di Kota Solo untuk menempelkan poster yang dapat merusak dinding yang ada di Kota Solo.
Baca juga: Tulisan Spanduk Peringatan 100 Tahun Soeharto di Kalitan Solo : Kalian akan Rindu Kurs Dolar Stabil
"Saya juga kemarin melarang pemasangan stiker, karena dapat merusak dinding," ujarnya.
"Bisa dibayangkan bila kami harus mengecat segala poster yang menempel erat di dinding," ungkapnya.
Namun bila dinding tersebut milik pribadi dan bukan publik, Arif tak mempermasalahkan.
"Walaupun dinding tersebut menjorok mengarah ke jalanan publik, namun bila itu milik pribadi kami tidak ada masalah," tegasnya.
Tulisan bernada kritik untuk Pemerintah muncul beberapa wilayah di Solo.
Tulisan tersebut berbunyi 'Kinerja Diperbaiki Bukan Kritiknya yang Dibatasi'. Tulisan tersebut berada di kawasan Jalan Gatot Subroto 2, Kemlayan, Kecamatan Serengan, Kota Solo.
Selain di Jalan Gatot Subroto 2, ada juga pamflet di kawasan Jalan Semarang - Solo, Jebres.
Baca juga: Coretan Orang Miskin Dilarang Sakit di Solo Hilang Dalam Sekejap, Kini Tulisan Dicat Tapi Berbekas
Baca juga: Alasan Gibran Hapus Coretan Orang Miskin Dilarang Sakit di Solo: Itu Bukan Seni Tapi Vandalisme
Tulisan tersebut yakni 'Jualan Dipenjara, Ngga Jualan Mati Kelaparan'.
Warga sekitar kawasan tersebut, Suyatdi mengatakan, pamflet bertuliskan kritik tersebut sudah lama ada.
"Sekitar bulan lalu (Agustus), Tiba-tiba sudah ada," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (6/9/2021).
Dari pengakuannya kemungkinan pamlet-pamlet tersebut dipasang pada malam hari.
"Setiap pagi sampai sore saya kerja di sekitar sini, kalau siang pasti ketahuan siapa orangnya," ujarnya.