Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Berita Persis Solo

Penjelasan Presiden Pasoepati Maryadi Gondrong soal Mundurnya Menkeu DPP

Masalah internal merundung suporter Persis Solo Pasoepati. Mendadak, Menteri Keuangan (Menkeu) DPP Pasoepati, Milia Jatmiati mengundurkan diri.

Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Adi Surya
Wakil Presiden DPP Pasoepati, Agus Ismiyadi (tengah) menunjukkan laporan keuangan yang dibikin Milia Jatmiati, Rabu (8/9/2021). 

TRIBUNSOLO.COM - Masalah internal merundung suporter Persis Solo Pasoepati.

Mendadak, Menteri Keuangan (Menkeu) DPP Pasoepati, Milia Jatmiati mengundurkan diri.

Pengunduran diri perempuan yang akrab disapa Lia itu karena banyak program DPP Pasoepati yang tidak sesuai dengan janji kampanye.

Presiden DPP Pasoepati, Maryadi Gondrong merespon pengunduran diri Lia.

"DPP baik-baik saja dan sesuai job. Kami menjalankan fungsi organisasi step by step untuk melaksanakan tugas," jelas Maryadi, Rabu (8/9/2021).

"Karena saat ini masa (pandemi) Covid-19, banyak program terkendala," tambahnya.

Baca juga: Prahara Internal Suporter Persis Solo Pasoepati, Menteri Keuangan Sampai Mundur, Ada Apa ?

Baca juga: Menang Telak 6-1 dari Turki, Begini Tanggapan Pelatih Timnas Belanda Louis van Gaal

Maryadi menerangkan sebelum pengunduran diri Lia mencuat, DPP sudah terlebih dulu menonaktifkannya dari jabatan Menkeu.

"Dalam rapat yang dihadiri KSB (ketua, sekretaris, dan bendahara) pada 19 Agustus dan 23 Agustus. Dia sudah jauh-jauh hari kita nonaktifkan," terangnya.

Wakil Presiden DPP Pasoepati, Agus Ismiyadi menambahkan. Penonaktifan Lia karena ada masalah dalam laporan keuangan yang dibuat.

Itu bermula pada 19 April 2021. Saat itu ada seorang donatur yang memberikan dana ke Pasoepati sebesar Rp 20 juta lalu ada dana tambahan Rp 8 juta.

Seiring berjalannya waktu, laporan soal dana dan penggunaannya belum ada, termasuk di grup percakapan ketua, sekretaris, dan bendahara DPP Pasoepati.

Alhasil, DPP Pasoepati mempertanyakan itu lalu menggelar pertemuan pembahasan sebanyak dua kali.

"Ada dua kali pertemuan. Namun kami anggap laporan yang dia berikan masih meragukan," terang Agus.

"Seperti rincian klaim catatan pengeluaran yang dituli tangan, hingga kuitansi uang pengeluaran yang hanya fotokopian," tambahnya.

Hasil rapat menonaktifkan Lia dari jabatan Menkeu.

Ia juga diminta menyempurnakan laporan keuangan dan merepresentasikannya dalam rapat selanjutnya.

Tapi, Lia sudah menyampaikan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Menkeu.

"Pengunduran dirinya diterima atau tidak harus diskusikan dulu dalam forum ketua, sekretaris, bendahara, dan sekretaris jenderal," ucap Agus.

Baca juga: Buru Declan Rice, Manchester United Minta Kortingan West Ham, 80 Juta Pounds ? Itu Terlalu Mahal 

Baca juga: Nasib Liga 2 : Digeber Akhir September 2021, Cukup Nonton di Rumah Saja

Agus juga membantah poin-poin yang disampaikan Lia. Satu diantaranya, DPP Pasoepati tidak pernah sosialisasi maupun kordinasi dengan semua pihak.

"Jelas ini tidak benar. Setiap event mengundang elemen Pasoepati walaupun perwakilan karena masih pandemi. Seperti pendiri Pasoepati, pembina Pasoepati juga diundang," kata Agus.

"Dengan beberapa korwil kami juga melakukan pendekatan. Seperti korwil Klaten yang kemarin dukung pasangan Agus Warsoep - Beto juga sudah koordinasi. Dengan Banjarsari yang mendukung Prapto Koting juga sudah," tambahnya.

Lalu soal legalisasi Pasoepati, Agus menurutkan masih dalam proses. AD/ART masih menunggu pengesahan dari majelis DPP Pasoepati.

"Kalau AD/ART sudah digedok, daftarkan ke badan hukum, bisa belum tidak bisa. Kami akan terus melakukan komunikasi," tuturnya.

Untuk masalah ini, DPP Pasoepati memutuskan menyelesaikannya secara internal. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved