Berita Solo Terbaru
Vaksinasi di Solo Tembus 100 Persen, Tapi Gibran Emoh Berhenti : Masih Bisa 120-130 Persen
Capaian vaksinasi Covid-19 di Kota Solo telah menembus angka sempurna yakni 100 persen.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Asep Abdullah Rowi
Wonogiri Kelar Oktober
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo alias Jekek percaya diri (PD) mampu menyelesaikan vaksin untuk belasan ribu orang setiap hari.
Pasalnya kini, pihaknya melakukan percepatan vaksinasi serentak di 25 kecamatan.
"Sebagai gambaran umum, per kemarin Senin (13/9/2021) ada sebanyak 18.300 yang divaksin. Itu dilakukan serentak di 25 kecamatan," kata dia usai memantau acara vaksinasi di Pendopo Kabupaten Wonogiri, Selasa (14/9/2021).
Dengan sistem seperti itu, menurut Jekek, vaksinasi di Wonogiri ditargetkan bisa rampung pada bulan Oktober mendatang.
"Jika sistematisnya seperti ini terus berjalan, mungkin bulan Oktober bisa selesai," aku dia.
Baca juga: Sebagian Solo Raya Sudah Hujan, Kenapa Ada Wilayah yang Belum Hujan? Simak Penjelasan BMKG
Baca juga: Jadwal Vaksin Wonogiri Hari ini 14 September 2021, Ada 2.500 Dosis Sinovac di Pendopo Wonogiri
"Polanya sudah oke, vaksinator siap, satu pekan menyasar ke 100.000 sasaran," jelas Jekek.
Selama beberapa pekan terakhir, Wonogiri mendapatkan stok vaksin cukup banyak dari pusat.
Dengan begitu, pola vaksinasi serentak di 25 kecamatan bisa dilakukan yang berdampak pada meningkatnya capaian vaksinasi di Wonogiri.
Bupati mengatakan bahwa capaian vakinasi Wonogiri sebelum mendapatkan stok banyak baru mencapai 15 persen.
"Ada kenaikan 100 persen lebih setelah ada stok vaksin yang melimpah, saat ini capaiannya 35,63 persen," jelasnya
"Itu capaian per kemarin, kalau ditambah hari ini bisa lebih. Ini data belum masuk ke sistem kita," Jekek menambahkan.
Lebih jauh Jekek mengatakan bahwa pola vaksinasi di Wonogiri dilakukan dengan pengelompokan berdasarkan profesi.
Pengelompokan itu dilakukan agar tidak menimbulkan masyarakat yang berebut vaksin, sehingga perlu adanya klaster sesuai risiko pekerjaan.
"Nanti akan menyasar ke masyarakat umum. Saat ini kami urutkan berdasarkan profesi yang rentan," akunya.
"Punya mobilitas dan interaksi tinggi jadi prioritas. Nanti yang tidak masuk dalam klaster itu akan menjadi sasaran masyarakat umum," tandas dia. (*)