Berita Solo Terbaru
Ucapan Gibran Menolak Dikaitkan Maju Pilgub DKI, Ingatkan Publik pada Perkataan Jokowi 2012 Silam
Ucapan Gibran seperti mengingatkan publik akan memori lama saat Joko Widodo menyebut dirinya tak ada niat maju Pikada DKI Jakarta 2012 silam.
TRIBUNSOLO.COM -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka membantah ia berniat maju pada Pilkada DKI Jakarta 2022 mendatang.
Ucapannya itu seperti mengingatkan publik akan memori lama, saat Joko Widodo menyebut dirinya tak ada niat maju Pikada DKI Jakarta 2012 silam.
Diberitakan sebelumnya, Gibran mengatakan kedatangannya ke DKI Jakarta beberapa waktu lalu tidak ingin dikaitkan dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Baca juga: Saat Gibran Puji Anies Baswedan : Beliau Kepala Daerah Sukses di Jakarta, Jadi Contoh Negara Lain
Baca juga: Evaluasi Sekolah Tatap Muka Solo, Gibran: Belum Ada Laporan Siswa Terpapar Covid-19
Kata Gibran, masih banyak tugas dan visi misi yang belum dan harus diselesaikan di Kota Solo.

"Pembangunan fisik banyak yang belum selesai, visi misi saya banyak yang belum dijalankan juga, banyak yang belum dieksekusi. 'Setengah tahun durung ono kok wis mikir Jakarta' (belum ada setengah tahun kok sudah memikirkan Jakarta)," kata Gibran di Solo, Rabu (15/9/2021), dilansir dari Kompas.tv.
Bahkan, Gibran juga enggan menjawab terkait wacana soal dirinya yang dipasangkan dengan tokoh lain dalam pencalonan Pilkada DKI Jakarta pada 2022 mendatang.
Ia justru menjawab bahwa pasangan politiknya saat ini ialah Teguh Prakosa yang merupakan Wakil Wali Kota Surakarta.
"Saya pasangannya sama Pak Teguh (Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa) di Solo," tambahnya.
Lebih lanjut, Gibran menegaskan dirinya akan tetap fokus menjadi Wali Kota di Solo.
"Saya fokus di Solo, masih di Solo saja," lanjutnya.
Diketahui sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat meminta putra sulung Jokowi untuk fokus terhadap penugasan partai sebagai Wali Kota Solo.
"Kalau menurut hemat saya, orang memuji baik, kerja bagus dipuji itu baik, dikritik juga baik, saran saya sebaiknya Mas Gibran itu fokus untuk menyelesaikan penugasan di Solo," kata Djarot, Senin (13/9/2021).
"Nggak usah mikir ke Jakarta kek, ke Jawa Tengah kek, kan nanti pemilihannya serentak, ya toh. Jadi saran saya kepada Mas Gibran fokus aja di sana, tapi kalau beliau (PWNU DKI) memuji ya boleh, mengkritik juga boleh," imbuhnya
Selain itu, Anggota Komisi II DPR RI itu juga menegaskan para kader untuk fokus menyelesaikan penugasan partai di daerahnya masing-masing dan tidak memikirkan ancang-ancang untuk pilkada berikutnya karena tahapannya masih lama.
Ia memastikan semua kader punya hak dan kesempatan yang sama menjadi pemimpin, termasuk Gibran putra sulung Presiden Jokowi.
Menurut Djarot, proses kepemimpinan di PDIP melalui jenjang dan proses yang panjang.
"Kita berikan kesempatan tidak hanya Mas Gibran, yang lainnya juga. PDIP tidak pernah menganggap Mas Gibran punya keistimewaan, semua sama," pungkasnya.
Ucapan Jokowi 2012 Silam
Sebelumnya, saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, mengaku tak tertarik maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Kala itu, ia malah mengaku terkejut dengan hasil survei Cyrus Network yang menyatakan dirinya termasuk calon terunggul dengan perolehan suara 17,3 persen.
"Saya, tuh, enggak ada potongan jadi gubernur. Tujuh tahun lalu, penampilan ajudan saya lebih baik dari saya. Kalau ada tamu, pasti yang disalami itu ajudan saya," kata Jokowi sambil tertawa kepada para wartawan di sela-sela Rapat Kerja Pemerintah 2012, Kamis (19/1/2012), di Jakarta International Expo, Jakarta, seperti diwartakan Kompas.com.

Ia menambahkan, semua aplikasi penyelesaian masalah di Solo dapat diterapkan di Jakarta.
Menurut dia, masalah perkotaan umumnya sama, hanya skalanya saja yang berbeda.
"Kuncinya itu masalah leadership dan manajemen," tuturnya.
Kala itu nama Jokowi termasuk dalam daftar bakal calon gubernur DKI Jakarta yang akan diusung PDI-P.
Meskipun nama Jokowi tidak termasuk 20 nama yang ikut mendaftarkan diri ke DPD PDI-P, ia akhirnya tetap diusung lantaran ia dinilai partainya sebagai kader berkualitas.
Belum genap lima tahun Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia akhirnya terpilih menjadi Presiden RI pada Pemilu 2014. (*)