Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Modal Gambar dari Google, Pria Lulusan SMK asal Sragen Bikin Lamborghini Pakai Alat Seadanya

Lamborghini dari Tanon, Sragen ini harganya menyentuh Rp 8 miliar, bikinan sendiri dari si pemilik bengkel, Supriyanto.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Aji Bramastra
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Lamborghini Aventador bikinan Supriyanto asal Tanon, Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN -  Bila anda main ke Jalan Gabugan-Sragen, di Dukuh Margorejo, Desa Jono, Kecamatan Tanon, Sragen, anda akan menemukan sebuah mobil Lamborghini Aventador di bengkel rumahan kecil di sana.

Tapi, jangan keliru.

Baca juga: Ini Supriyanto dari Sragen, Sulap Honda Accord Lawas Jadi Lamborghini, Mobil Mewah Seharga Miliaran

Lamborghini yang harganya menyentuh Rp 8 miliar ini ternyata bikinan sendiri dari si pemilik bengkel.

Ya, mobil ini dibikin dengan handmade oleh Supriyanto (43) alias Mas Gondrong, pria jebolan SMK yang mengelola bengkel mobil rumahan.

Gambar Lamborghini Aventador LP-750-4 Superveloce.
Gambar Lamborghini Aventador LP-750-4 Superveloce. (TribunSolo.com/Septiana Ayu)

Yang luar biasa, Supriyanto atau yang dikenal dengan Mas Gondrong ini membuat Lamborghini itu hanya dengan bermodal gambar dari Google.

Supriyanto menceritakan, awalnya membuat Lamborghini tiruan itu karena permintaan temannya.

"Ide sebenarnya saat nongkrong dan salah satu teman ada yang meminta untuk dibuatkan mobil Lamborghini," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (26/9/2021).

Alhasil dengan tekat yang kuat dan kemampuannya memodifikasi, dia menyulap mobil lawas Honda Accord Maestro tahun 1990 seharga sekitar Rp 40 juta dirombak jadi Lamborghini Aventador LP-750-4 Superveloce.

"Buat sejak 2018 lalu, kini tinggal finishing," aku dia.

Baca juga: Video Penjual Mi Ayam Ini Buat Netizen Terhibur, Padahal Aslinya Pengacara Tajir Pemilik Lamborghini

Baca juga: Momen Nadya Arifta Temani Kaesang : Naik Bus & Duduk Bersebelahan Nonton Persis Solo, Kian Lengket?

Mobil tersebut berwarna silver, kini body dan ban lengkap ala Lamborghini sudah terpasan, hanya saja kaca maupun interior mobil masih proses.

Model Lamborghini dipilih karena pada saat itu sedang tren, dan terdapat tantangan tersendiri dengan bentuk yang menurutnya tak biasa.

Gondrong merombak total body mobil tersebut, untuk diubah menjadi bentuk baru, dan hanya menyisakan mesin saja.

"Body utama terbuat dari galvanis dengan ketebalan 1 milimeter, saya bentuk secara manual, dan juga dengan peralatan seadanya," ujarnya.

"Untuk bagian interiornya menggunakan PVC sheet, rencananya menang akan dibuat semirip mungkin dengan aslinya," imbuhnya.

Mencari bahan dan interior mobil Lamborghini, menurut Gondrong gampang-gampang susah.

Beberapa bahan bisa didapatkan di Sragen, namun juga ada barang yang harus dibeli dari luar kota bahkan luar negeri.

Penampakan tampak samping modifikasi Lamborghini Aventador LP-750-4 Superveloce oleh pemilik bengkel Supriyanto di Jalan Gabugan-Sragen, di Dukuh Margorejo, Desa Jono, Kecamatan Tanon, Minggu (26/9/2021).
Penampakan tampak samping modifikasi Lamborghini Aventador LP-750-4 Superveloce oleh pemilik bengkel Supriyanto di Jalan Gabugan-Sragen, di Dukuh Margorejo, Desa Jono, Kecamatan Tanon, Minggu (26/9/2021). (TribunSolo.com/Septiana Ayu)

"Kalau masalah bahan, sebenarnya mudah, yang susah hanya mencari ukuran yang presisi," terangnya.

Saat ini, mesin yang dipakai masih mesin bawaan Honda Accord Maestro tahun 1990, namun rencananya akan dipasang mesin yang lebih besar, atau model V.

Jika ditekuni, proses pengerjaan body mobil hanya memerlukan waktu 6 bulan, namun karena modifikasi mobil tersebut hanya hobi Gondrong, hingga 2 tahun lebih mobil tersebut belum selesai dikerjakan.

Selain itu, setahun lalu, sebenarnya mobil tersebut sudah hampir jadi, namun dirombak lagi oleh Gondrong, karena ukuran yang kurang pas.

Baca juga: Kronologi Balita Solo Terkunci 30 Menit, Gegara Orangtua Panik & Keluar Mobil, Usai Alami Kecelakaan

Dia hanya menerka-nerka ukurannya saja, dengan menggunakan panduan gambar yang diambil dari mesin pencarian Google.

"Kira-kira progresnya sudah 70-80 persen, target tahun ini bisa selesai, ini tinggal finishing, listrik, dan isi interior saja," katanya.

Dan kini, progres pengerjaan hingga 80 persen, biaya yang dikeluarkan baru sekitar Rp 75 juta.

Harapannya, mobil tersebut tidak hanya dijadikan untuk koleksi maupun pajangan, namun juga bisa dikendarai di jalan raya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved