Berita Klaten Terbaru

Pemkab Klaten Tak Akan Beri Bonus untuk Atlet Peraih Medali, KONI Justru Tetap Kasih Penghargaan

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Klaten, bersikap berbeda dengan langkah Pemkab yang tak akan memberikan bonus bagi peraih medali.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Khoirudin Mustakim (20) tengah video call dengan orangtuanya Paini Kismo Suwito (65) dan Samiyem (62) usai meraih medali emas di PON Papua di rumahnya di Dukuh Jurangkajong, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. 

Sang ibu, Samiyem mengaku sangat bangga, anaknya menang dan dapat mendali emas pada PON XX Papua.

Rumah Khoirudin Mustakim (20) atlet peraih medali emas di PON Papua di Dukuh Jurangkajong, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten.
Rumah Khoirudin Mustakim (20) atlet peraih medali emas di PON Papua di Dukuh Jurangkajong, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. (TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)

"Saya gak nyangka, anak saya menang dan dapat mendali emas di sana membanggakan keluarga dan Klaten," kata kepada TribunSolo.com, Selasa (12/10/2021).

Prempuan 62 tahun itu membongkar, meski dipisahkan jarak dan waktu, sebagai ibu dia selalu mendoakan siang-malam untuk anaknya yang tengah berjuang.

"Selai itu saya puasa setiap senin dan kamis untuk kelancaran anaknya, sebagai bentuk ikhtiar untuk kelancaran di sana," aku dia.

Setali tiga uang, ayahnya Paini Kismo Suwito (65)  sangat senang sekali anaknya bisa meraih medali emas di ajang bergengsi itu.

"Pikiran kula dados ayem lan bungah, poro tetangga melu bungah (pikiran saya menjadi tenang dan senang, para tetangga pun ikut senang," ucap dia.

Pria yang bekerja sebagai buruh tani tersebut mengaku anaknya tersebut sudah lama suka bergelut di dunia Pencak Silat.

Di tengah keterbatasan dia tidak pernah sedikit pun minder, apalagi orangtuanya buruh tani.

Bahkan ia mengatakan sejak SMP, anaknya selalu mengikuti pertandingan pencak silat.

"Kula buruh tani teng sabun, putra kula pun bungah di dunia pencak silat (saya buruh tani di Sawah, anak saya itu sangat senang di dunia pencak silat," kata dia.

Adapun Khoirudin Mustakim merupakan anak terakhir dari empat bersaudara.

Sebagian dari kakaknya merupakan orang berhasil dalam karir yang membanggakan orangtua dan keluarganya.

Kakak yang pertama bernama Ngatmi (35), kemudian kakak yang kedua bernama Suranto (32).

Saat ini Suranto bertugas sebagai polisi di Polsek Bayat.

Kemudian kakaknya yang ketiga bernama Fitri Lestari (30) seorang perawat di Prambanan.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved