Berita Sragen Terbaru
Curhatan Pedagang di Sragen, Meski Pesta Nikah Sudah Diizinkan, Tetapi Suasana Pasar Masih Pembeli
Setelah memberlakukan PPKM Level 2, Pemerintah Kabupaten Sragen mengizinkan warganya untuk menggelar hajatan.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Harga cabai rawit di Kabupaten Boyolali yang sempat porak-poranda, kini mulai merangkak naik.
Kelonggaran selama Perpanjangan PPKM Level 2 ini disebut-sebut menggeliatkan daya beli masyarakat, khususnya cabai.
Penjual cabai di Pasar Boyolali, Heri Widiyanto mengatakan sudah seminggu harga cabai mulai naik.
Selain faktor mulai langka, adanya pelonggaran hajatan, warung makan, restoran, kedai wisata dan lainnya juga yang membuat harga cabai membaik.
"Semula harga cabai rawit hanya Rp 10 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 28 ribu per kilogram," kata dia kepada TribunSolo.com.
Sedangkan untuk cabai terong sudah tembus Rp 32 ribu per kilogram.
Baca juga: Kader Pro Ganjar Disebut Celeng Bukan Banteng oleh Bambang Pacul, Ini Kata Pengamat Politik UNS Solo
Baca juga: Di Klaten, Ada Bakso Tumpeng Merapi: Ukurannya Jumbo, Disiram Cabai Rawit Pedas
Dia mengaku awal pandemi sampai penerapan PPKM penjualan mulai sepi, karena pembeli berkurang.
"Jadi beberapa pedagang memilih gak buka. Tapi sejak pelonggaran PPKM level 2, pasar mulai ramai lagi," terangnya.
Bahkan omzet penjualannya juga turun drastis yang mencapai 50 persen.
Cabai misalnya, normalnya dalam sehari Heri bisa menjual hingga 10 kg.
Namun, saat ini mentok hanya bisa terjual 5 kg.
"Itupun harus dihabiskan beberapa hari," jelas dia.
Pedagang Pasar Penggung, Siti Karimah menyebut harga cabai saat ini Rp 30 ribu per kilogram.
"Kenaikannya karena sudah boleh hajatan sama warung boleh buka. Jadinya pada butuh cabai buat masak. Yang beli juga mulai ramai," terangnya.
Sempat Menjerit