Cerita dari Solo
Sejarah Nama Desa Kwarasan Sukoharjo: Cerita Tentang Pagebluk Mematikan & Kedatangan Orang Keraton
Desa Kwarasan berada di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Penamaan ini sejak zaman Kasunanan Surakarta.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Desa Kwarasan berada di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Diperkirakan, penamaan Desa Kwarasan sendiri memiliki sejarah panjang, sejak zaman Kasunanan Surakarta.
Kasi Kesra Desa Kwarasan sekaligus tokoh masyarakat setempat, Prasetyo mengatakan, dari certia turun temurun, dahulu di Desa Kwarasan pernah terjadi pagebluk mematikan.
Baca juga: Fungsi Panggung Sangga Buwana,Mitos Bertemunya Raja Keraton Solo & Nyi Roro Kidul hingga Intai Musuh
Baca juga: Kabar Duka dari Keraton Solo : Istri Gusti Puger Tutup Usia, Dikabarkan Sempat Jatuh
Banyak warga desa yang terserang penyakit yang tidak diketahui nama penyakitnya.
"Penyakitnya mematikan. Jadi kalau pagi terkena penyakit itu, sore atau malamnya meninggal dunia," katanya, Senin (1/11/2021).
Pagebluk itu sangat meresahkan warga, dan membuat warga ketakutan bila tertular penyakit tersebut.
Hingga pada akhirnya, ada kerabat Keraton Kasunanan Surakarta yang mendatangi Desa Tersebut.
Baca juga: Nama Kampung di Sukoharjo Ini Ternyata Diambil dari Zaman Keraton, Ada Seliran hingga Begajah
"Kerabat Keraton itu datang, dan bilang kalau masyarakat akan sehat kembali," ujarnya.
Setelah kedatangan kerabat keraton tersebut, wabah penyakit perlahan-lahan mulai hilang.
Seiring berjalannya waktu, kawasan tersebut diberikan nama Kwarasan.
"Kwarasan sendiri diambil dari kata Waras, yang artinya sehat atau kesembuhan," ujarnya.
Baca juga: Momen Girban Sempat Tak Dikenali Pakai Baju Satpol PP saat ke Keraton Solo : Beda dari Biasanya
Saat ini, di Desa Kwarasan terdapat tiga peninggalan dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Salah satunya ada makam kucing peliharaan Pakubuwono (PB) X, yang dinamai Nyai Tembong di Dusun Tanjonganom.
"Tanjonganom dulunya dijadikan areal pemakaman hewan peliharaannya raja PB X," ujarnya.
Baca juga: Nama Kampung di Sukoharjo Ini Ternyata Diambil dari Zaman Keraton, Ada Seliran hingga Begajah
Selain menjadi areal pemakaman hewan peliharaan raja, di Desa Kwarasan dulunya juga dijadikan tempat untuk memandikan gajah peliharaan PB X.
Ada juga bangunan peninggalan keraton Kasunanan Surakarta yang lain, yakni tugu batas kota.
"Tugu menjadi pembatas, yang mana sebelah utara wilayah Solo, dan selatan wilayah Sukoharjo," ujarnya.
TPU Daksinoloyo Danyung, juga sudah ada sejak zaman Kasunanan Surakarta.
Baca juga: Momen Girban Sempat Tak Dikenali Pakai Baju Satpol PP saat ke Keraton Solo : Beda dari Biasanya
Prasetyo menjelaskan, Kasunanan Surakarta membuat TPU dipenjuru arah mata angin.
"TPU Daksinoloyo Danyung itu di arah selatan, di arah utara TPU Untoroloyo, lalu TPU Pracimaloyo di sebelah barat, dan di tengah TPU Purwoloyo," jelasnya.
Saat ini, Desa Kwarasan menjadi Desa yang maju yang berada di tengah kawasan berkembang Solo Baru.
Desa Kwarasan sendiri memiliki 10 RW, 42 RT, dan 8 Dukuh. (*)