Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Oknum Guru Pelaku Asusila terhadap Siswi di Flores Kini Dipecat, Pelaku Langsung Ditahan

Oknum Guru Pelaku Asusila terhadap siswi di Flores kini dipecat, pelaku langsung ditahan. Kini korban melalui pendampingan guru BK masih bersekolah.

Editor: Eka Fitriani
Kolase Tribun-Video.com
Ilustrasi pemerkosaan. 

TRIBUNSOLO.COM - Seorang guru SMKN di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, SW berpacaran dengan siswinya yang masih berusia 16 tahun.

Sebut saja namanya Bunga yang tak menaruh curiga apapun.

Setelah menjalin pacaran, SW mengajak siswi kelas X mengerjakan tugas di rumahnya.

Namun saat Bunga telah berada di rumahnya di Watowiti, SW mengajak bunga masuk ke kamar.

Di dalam kamar tersebut, SW memaksa Bunga untuk melampiaskan bejatnya.

Kepala sekolah SMKN 1 Larantuka di Kabupaten Flores Timur akhirnya kini memecat SW, seorang oknum guru yang melakukan perbuatan asusila terhadap siswanya.

"Dia (SW) statusnya guru honor, maka kewenangannya ada pada kepala sekolah dan komite sekolah. Saat itu juga dia diberhentikan. Surat pemberhentiannya berlaku sejak 1 November 2021," kata Kepala SMKN 1 Larantuka, Fransiskus Didu Bas Fernandez kepada wartawan, Senin (15/11/2021).

SW, alumni SMKN 1 Larantuka sudah dua tahun mengajar. Pada saat kuliah, dia praktik juga di SMKN 1 Larantuka.

"Setelah wisuda, kebetulan kita ada butuh guru, dia kita panggil untuk mengajar," kata Didu Fernandez.

Informasi terkait kasus asusila okunum guru itu diperoleh Kepsek Didu Fernandez dari masyarakat, dua minggu setelah kejadian.

Setelah mendapat informasi itu, ia melakukan investigasi dan memanggil korban.

Korban kemudian menceritakan polos dari awal kejadian hingga ia mengalami perlakuan tak senonoh dari SW.

Baca juga: Cerita Petugas Vaksinasi di Boyolali Bertaruh Nyawa : Nyaris Terjebak Longsor di Lereng Merapi

Baca juga: Temuan Mensos Risma: Puluhan Ribu PNS Diduga Terima Bansos, Ada yang Tinggal di Kawasan Elit

Untuk mengkonfirmasi pengakuan korban, Didu Fernandez juga memanggil SW ke ruangannya.

SW tak berkelit. Ia mengakui semua perbuatannya. Meski menurut SW, aksinya itu sebagai bukti suka sama suka.

"Menurut guru (pelaku), mereka lakukan karena suka-sama suka. Tapi saya tidak terima alasan dia. Karena menurut saya, apa yang dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya itu, salah."

"Guru harus melihat siswa/siswi sebagai anak. Orang tua menitipkan anaknya di sekolah, maka di sekolah, guru harus sebagai orang tua dan siswa adalah anak. Anak harus dilindungi," katanya.

Untuk menjaga psikologi korban agar tetap menjalankan aktivitas di sekolah, melalui rapat dewan guru, ia sudah menginstruksikan semua guru agar siswi (korban) harus didampingi sungguh melalui pendampingan khusus guru bimbingan konseling (BK) maupun guru wali.

"Saya melihat dia punya keinginan untuk tetap sekolah. Saya sudah tegaskan, anak ini harus dijaga khusus, agar ia bisa bangkit. Beri dia penguatan dan motivasi sampai dia benar-benar kembali percaya diri," tegasnya.

Baca juga: Viral Rumah Panggung dari Luar Terlihat Biasa Saja, Begitu Tengok di Dalam Mewah Luar Biasa

Baca juga: Inilah Isi Buku Harian Ibunda Nirina Zubir yang Jadi Petunjuk Awal: Uang Aku Ada Tapi pada Kemana Ya

Selain menjaga psikologi korban melalui pendampingan guru BK, sekolah juga telah memberi imbauan kepada semua siswa melalui guru wali untuk mencegah bullying di sekolah.

"Secara kasat mata saya lihat dia (korban) sudah mulai membaik, apalagi dua pekan ini dia sudah ikut pelajaran di sekolah. Tapi saya yakin psikologisnya masih terganggu. Kepada semua guru wali, saya sudah tegaskan agar beri imbauan ke siswa-siswa lain agar tidak boleh ada 'bullying'".

"Kita sungguh-sungguh menjaga, karena anak ini adalah korban. Kalau korban, perlu kita dilindungi," ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved