Viral
Viral Mahasiswa KKN di Jambi Diusir Warga Gegara Hina Nama Desa, Ini Penjelasan Pihak Kampus
Penjelasan pihak kampus soal video viral mahasiswa diusir warga saat melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Belakangan ini video yang memperlihatkan mahasiswa diusir warga saat melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) viral di media sosial.
Video tersebut telah dibagikan beberapa akun, salah satunya akun Instagram @memomedsos.
Awalnya, sebuah video memperlihatkan sejumlah mahasiswi sedang berada di sebuah minimarket.
Mereka tampak mengucapkan perkataan namun tidak terdengar jelas.
Baca juga: VIRAL! Tempat Self Healing, Pengunjung Bisa Hancurkan AC, Kulkas Hingga TV, Harga Mulai Rp 100 Ribu
Baca juga: Siswi SMP yang Viral Lamar Pemuda dengan Mahar Rp 500 Juta Kini Alami Stres, Tak Mau Masuk Sekolah
Namun, belakangan ini diketahui mereka mengeluarkan kata-kata celaan seraya tertawa yang menghina desa tempat mereka KKN.
Dalam video kedua tampak seorang pria memarahi para mahasiswa tersebut.
Dilansir dari Tribunjambi.com, para mahasiswa KKN dalam video berasal dari Universitas Jambi.
Diketahui, saat itu mereka tengah KKN di Desa Kubu Kandang, Kecamatan Pemayung, Batanghari.

Sementara itu, Kepala Desa Kubu Kandang, Harun buka suara soal video yang viral.
Ia menyebut mengetahui video tersebut melalui pemuda desa.
"Saya melihat ini setelah videonya viral di Medsos, pemuda yang melaporkan kepada saya. Minggu lalu sekira pukul 16.00 Wib saya, tokoh pemuda, ketua adat dan perangkat desa segera melakukan musyawarah tentang silang sengketa antara mahasiswa kukerta dengan masyarakat desa Kubu Kandang," kata Harun.
Menanggapi soal celaan tersebut maka Pemerintah Desa memberikan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Desa Kubu Kandang.
"Kita sudah melakukan sidang adat untuk menyelesaikan masalah Mahasiswa Kukerta yang mencela nama Desa Kubu Kandang.
Karena di desa kami ada hukum dan adat terkait sanksi dan denda pelecehan nama Desa Kubu Kandang," sambungnya.
Menurut Harun mereka harus bertanggung jawab atas tingkah laku dan perkataan.