Viral
Viral Mahasiswa KKN di Jambi Diusir Warga karena Menghina Nama Desa, Kini Berakhir dengan Hukum Adat
Video yang memperlihatkan sejumlah mahasiswa KKN di Jambi diusir warga, viral di media sosial.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Setelah video yang menghina nama desa itu viral, mereka akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Desa Kubu Kandang.
“Mahasiswa KKN Posko sembilan di Desa Kubu Kandang menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Desa Kubu Kandang dan masyarakat Kabupaten Batanghari,” ucap seorang mahasiswa di Kantor Desa Kubu Kandang dengan lantang, Rabu (23/11/2021) malam.
Dia menyebut postingan video yang telah beredar itu direkam pada Jumat (22/10/2021) lalu.
Saat itu, merupakan hari pelepasan KKN ke Desa Kubu Kandang.
“Sebagai mahasiswa perguruan tinggi di Jambi mengucapkan maaf atas sikap dan ucapan kami yang mencoreng nama baik almamater kami,” lanjutnya.
Baca juga: Apesnya 31 Pemilik Motor Knalpot Brong di Tawangmangu Ini, Niatnya Sunmori,Tapi Malah Disikat Polisi
Kata Pihak Kampus
Mahasiswa KKN dalam video viral itu diketahui berkuliah di Universitas Jambi.
Koordinator Pusat Pelaksanaan Kukerta LPPM Universitas Jambi, Ridhwan mengatakan, mahasiswa telah sampaikan permintaan maaf terhadap masyarakat Desa Kubu Kandang.
“Bagi masyarakat Desa Kubu Kandang atas nama Universitas Jambi dan dosen pembimbing lapangan mahasiswa KKN Desa Kubu Kandang atas kejadian beberapa waktu lalu yang tidak menyenangkan, pihak perguruan tinggi memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada perangkat desa, tokoh adat, tokoh masyatakat yang bisa memfasilitasi dan mediasi."
"Sehingga permasalahan itu bisa diselesaikan dengan baik,” ujarnya, Kamis (25/11/2021), dikutip dari TribunJambi.com.
Pihak Unja lalu mengharapkan hubungan mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Kubu Kandang khususnya tetap akan terjalin ke depannya.
“Kami menyadari ini benar kesalahan dari mahasiswa kami yang memang menjadi evaluasi."
"Ke depannya mahasiswa kita sebelum turun ke masyarakat perlu diberikan pemahaman yang benar, terutama bagaiamana memahami adat istiadat yang berlaku di masyarakat setempat,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Endra Kurniawan, TribunJambi.com/A Musawira)