Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Awas, Sudah Banyak Pasien Terkecoh, Dikira Pilek Biasa Ternyata Tertular Varian Covid-19 Omicron

Varian ini disebut lebih mudah menular dan menimbulkan gejala ringan seperti hidung tersumbat, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
AFP/JOE KLAMAR
Seorang wanita berbelanja di pasar Naschmarkt yang akan segera ditutup di Wina, Austria di Wina, Austria pada 19 November 2021. (Photo by JOE KLAMAR / AFP) - Varian baru Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron terdeteksi di Afrika Selatan, WHO imbau Negara tidak panik dan terapkan prokes terutama saat perjalanan. 

"Oleh karena itu, jika Anda memiliki gejala-gejala ini, saya sarankan Anda untuk menggunakan tes aliran lateral (LFT) dalam beberapa hari (setelah menunjukkan gejala)," kata Irene.

Gejala Covid yang harus diwaspadai Studi Gejala Zoe Covid (covid.joinzoe.com), yang didanai oleh pemerintah Inggris, telah mengidentifikasi gejala utama terkait Covid-19.

Studi ini juga menyebut, gejala yang ditimbulkan akan berbeda, tergantung apakah Anda telah divaksinasi atau belum.

Berikut tanda-tandanya:

1. Sakit kepala

Meski sakit kepala adalah gejala Covid-19 yang kurang dikenal, ini adalah salah satu tanda paling awal dari Covid-19.

Menurut penelitian ZOE, sakit kepala pada orang yang terpapar Covid-19 lebih umum daripada gejala klasik seperti batuk, demam, dan kehilangan penciuman.

Studi menemukan bahwa sakit kepala akibat Covid sebagai berikut: cenderung nyeri sedang hingga berat, ada yang merasa seperti berdenyut, menekan, atau menusuk.

Ssakit kepala terjadi di kedua sisi kepala, bukan di satu area, bisa berlangsung lebih dari tiga hari, cenderung menjadi resisten terhadap obat penghilang rasa sakit biasa.

2. Pilek

Pada musim dingin lalu, studi ZOE menemukan bahwa pilek adalah gejala kedua yang paling sering dilaporkan setelah sakit kepala.

Hampir 60 persen orang yang dites positif Covid dengan kehilangan indra penciuman juga melaporkan pilek.

Tapi sekarang, data menunjukkan bahwa prevalensi penyakit adalah faktor yang paling signifikan.

Jadi, saat angka Covid tinggi, kemungkinan pilek karena Covid-19 juga tinggi.

Namun, penelitian tersebut menekankan bahwa ketika tingkat Covid-19 rendah, hidung meler lebih kecil kemungkinannya karena Covid dan lebih mungkin karena pilek atau alergi biasa. 

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved