Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Ngeri, Penampakan Sarang Tawon Vespa di Klaten yang Dievakuasi, Sering Teror Warga di Siang Hari

Eko Santoso, Wakil Ketua RCTD Klaten Timur menjelaskan, sarang tawon yang dievakuasi memang berukuran cukup besar, kurang lebih 1 meter.

Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/IBNU D TAMTOMO
Penampakan sarang tawon vespa yang berada di rumah Heri RT 28 RW 06, Desa Temuwangi, Kecamatan Pedan Rabu (14/12/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Tim Reaksi Cepat Tanggap Darurat (RCTD) Klaten Timur, mengevakuasi sarang lebah atau tawon jenis Vespa yang berada di rumah Heri RT 28 RW 06, Desa Temuwangi, Kecamatan Pedan, Rabu (14/12/2021).

Berawal dari laporan warga yang mulai resah akan keberadaan sarang tawon tersebut, akhirnya pemilik rumah meminta bantuan Tim RCTD untuk mengevakuasi sarang tersebut.

Sebanyak 8 orang relawan RCTD diterjunkan untuk mengevakuasi sarang tawon vespa ini.

Eko Santoso, Wakil Ketua RCTD Klaten Timur menjelaskan, sarang tawon yang dievakuasi memang berukuran cukup besar, kurang lebih 1 meter.

Baca juga: Kisah Sukses Pria Klaten Tekuni Budidaya Madu Lebah : Merintis Mudah, Sebulan Kantongi Jutaan Rupiah

Baca juga: Cerita Kades Jonggrangan Klaten Punya Adik Kembar, Keduanya Pernah Tersengat Lebah Bergantian

"Sarang lebah tersebut memiliki lebar sekitar 1 meter, dan lebar mencapai 70 cm," kata Eko.

Meski belum memakan korban, namun warga sekitar merasa khawatir karena tawon Vespa itu mulai meneror  dan sering berkeliaran di siang hari.

"Sampai saat ini belum ada korban, tapi warga ketakutan karena lebah berkeliaran kalau siang hari," terang Eko.

Eko menambahkan, bahwa sarang tawon tersebut telah berkembang biak selama 3 bulan.

Evakuasi dilakukan di malam hari, Selasa (14/12/2021), dimulai sekitar pukul 20.00 WIB.

Relawan menutup pintu masuk tawon dengan kapas.

Dilanjutkan menyemprotkan cairan bensin ke sarang lebah hingga pingsan. 

Cara tersebut dinilai efektif agar meminimalisir resiko sengatan tawon vespa.

Tindakan terakhir sarang tawon dipindahkan ke tempat terbuka lalu dibakar. 

Sarang Tawon Vespa Bikin Resah Warga, 113 Aduan Diterima Damkar Wonogiri, Evakuasi Pakai Baju Khusus

Tak cuma di Klaten, kasus serupa pernah terjadi di Wonogiri.

Beberapa waktu lalu, Pemadam Kebakaran (Damkar) Wonogiri mengevakuasi ratusan sarang tawon vespa yang berada di sekitar pemukiman warga.  

Kepala UPT Damkar Wonogiri, Joko Santosa menyebutkan, sejak awal tahun 2021 hingga bulan September 2021, sudah ada ratusan sarang tawon vespa yang dievakuasi.

"Sudah ada sekitar 113 kegiatan evakuasi sarang tawon yang berada di wilayah pemukiman warga," katanya. 

Proses evakuasi sarang tawon vespa biasanya dilakukan saat malam hari sebab waktu itulah seluruh tawon berkumpul di sarangnya.

Selama proses tersebut, petugas evakuasi tetap menggunakan baju pelindung khusus untuk mengurangi potensi serangan tawon. 

Baca juga: Jadwal Piala Sudirman 2021, Timnas Indonesia Akan Melawan Kanada, Pertandingan Mulai Pukul 20.00 WIB

Baca juga: Lawan PSG Pati, 3 Pemain Persis Solo Mengerang Kesakitan, Coach Eko Khawatir Kondisi Irfan Jauhari

"Memang pada malam hari (evakuasi), siangnya petugas survei dulu ke lapangan," ungkap Joko. 

Aduan masuk dari masyarakat itu dikarenakan mereka (warga) khawatir dengan potensi serangan tawon di pemukiman. 

Pihaknya juga sering mendapat aduan adanya sarang tawon di hutan, namun sarang yang berada di hutan tidak akan dievakuasi. 

"Kita hanya melakukan evakuasi di pemukiman warga yang bisa membahayakan. Kalau jaraknya cukup jauh dari pemukiman tidak akan kita evakuasi," kata dia. 

"Kan memang biar di alam, biar tidak mengganggu ekosistemnya," imbuh Joko. 

Bukan hanya tawon, Joko mengakui pihaknya juga sering melakukan evakuasi ular yang berada di rumah warga. 

Menurut catatannya, setidaknya ada tujuh kali evakuasi pernah dilakukan. 

Kera masuk ke pemukiman juga pernah dilaporkan ke Damkar, namun pihaknya tidak melakukan evakuasi kera itu. 

"Tugas sampingan selain pemadaman api memang lebih banyak. Kalau kebakaran sampai 20 September ada 22 kejadian," pungkasnya. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved