Viral
Siap-siap Pemerintah Berencana Hapus BBM Jenis Pertalite dan Premium, Berikut Bocoran Tahapannya
Rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) RON 88 alias Premium beredar di masyarakat.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Rifatun Nadhiroh
Dilansir dari GridOto, semakin tinggi angka oktan atau RON dalam bensin, semakin tinggi pula kemampuan bahan bakar tersebut dalam menahan tekanan yang tinggi atau kompresi di dalam ruang pembakaran, sebelum akhirnya terbakar.
Tentunya hal ini disesuaikan dengan spesifikasi mesin. Kadar oktan tinggi umumnya menghasilkan proses pembakaran yang sempurna di mesin kompresi tinggi.
Pasalnya mesin kompresi tinggi menghasilkan titik suhu pengapian yang juga tinggi.
"Jadi butuh bahan bakar yang punya titik nyala atau titik bakar di suhu tinggi," jelas Nurcholis.
Pun sebaliknya, mesin dengan kompresi rendah cukup menggunakan bahan bakar dengan RON rendah pula.
Pemakaian bensin dengan RON yang tidak sesuai dengan anjuran pabrikan akan memberikan dampak buruk bagi mesin.
Contohnya, jika menggunakan bensin oktan rendah pada mesin berkompresi tinggi, bahan bakar bisa meledak duluan sebelum Titik Mati Atas (TMA).
"Karena piston dihajar turun sebelum TMA makanya timbul gejala knocking atau detonasi," terang Nurcholis.
Jika dibiarkan performa mesin akan menurun disertai penumpukan kerak karbon di ruang bakar akibat pembakaran tidak sempurna.
"Juga terparahnya piston mesin bisa jebol karena terus dihantam timing pembakaran terlalu cepat," tutup Nurcholis.
Sebaliknya juga tidak baik, jika bensin oktan tinggi digunakan pada mesin mobil tua yang kompresinya rendah.
Bensin malah jadi sulit terbakar di dalam silinder sehingga pembakaran menjadi tidak sempurna, timbul panas berlebih, dan tenaga mesin tidak optimal.
"Agar awet, pemilik mobil harus menggunakan bahan bakar dengan oktan sesuai yang direkomendasikan,” tutup Iwan Abdurahman.
(*)