Viral
Edy Rahmayadi Jewer Kuping, di Korut Pejabat yang Tak Tepuk Tangan untuk Kim Jong-Un Bisa Hilang
Sebab Kim Jong-Un terkenal karena tidak pandang bulu terhadap bawahannya yang tidak tertib.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Di media sosial, viral kejadian tak terduga ketika Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer pelatih biliar Khoiruddin Aritonang.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (27/12/2021) di di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas gubernur di Medan, Sumatera Utara.
Dikutip dari kompas.com pada Rabu (29/12/2021), rupanya penyebab Choki, panggilan akrab Khoiruddin Aritonang, dijewer oleh Edy Rahmayadi, adalah karena dia tidak bertepuk tangan.
Baca juga: Sosok Pelatih Biliar yang Dijewer Edy Rahmayadi, Ternyata Berandil Raih 12 Medali di PON Papua
Baca juga: Sederet Aksi Kontroversi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Terbaru Jewer dan Usir Pelatih Biliar
Edy Rahmayadi kala itu sedang menyampaikan kata sambutannya.
Ketika berpidato, Edy Rahmayadi menerima banyak tepuk tangan dari hadirin yang hadir.
Namun perhatian Edy Rahmayadi tertuju pada Choki.
Rupanya Choki tidak ikut bertepuk tangan.

“Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan?" tanya Edy.
Edy Rahmayadi pun meminta Choki untuk ke atas panggung. Lalu mengajukan pertanyaan.
Sampai mendadak Edy menjewer kuping Choki dan mengusirnya.
Setelah kejadian itu, Choki mengaku masih kesal karena menahan emosi.
Dia pun langsung meninggalkan ruangan setelah kejadian itu.
Kasus serupa pernah terjadi di Korea Utara.
Namun hukumannya tidak hanya dijewer atau diusir dari ruangan.
Rabu (29/12/2021), surat kabar Partai Pekerja Korea Rodong Sinmun menerbitkan 48 foto lokakarya acara berakhir pada tahun 2015 silam.
Namun ada sebuah foto yang menangkap seorang pejabat senior militer Korea Utara bernama Ri Yong Gil tertangkap kamera sedang menunduk ke lantai.
Padahal di saat yang sama pejabat-pejabat lainnya sedang berdiri dan bertepuk tangan atas pidato yang disampaikan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un.
Kemungkinan besar, Ri tidak punya waktu untuk berdiri dan bertepuk tangan.
Sepele memang. Namun akibatnya fatal.
Sebab Kim Jong-Un terkenal karena tidak pandang bulu terhadap bawahannya yang tidak tertib.
Itu terbukti beberapa bulan kemudian, tepatnya pada tahun 2016, Ri diberhentikan dari posisi yang setara dengan ketua kepala staf gabungan Korea Utara itu.
Spekulasi media di Korea Selatan mengatakan mungkin Ri telah dieksekusi.
Ini karena Ri tidak terlihat untuk waktu yang lama di depan publik.
Jika benar, mengapa Ri menjadi 'korban' ketiga yang dieksekusi akibat tidak tertib.
Sebelumnya pada 2013, Kim Jong-Un mengeksekusi pamannya, Jang Song Thaek karena diduga ingin melakukan pemberontakan.
Lalu pada tahun 2015, Kim Jong-Un mengeksekusi Menteri Pertahanan Hyon Yong Chol.
Alasannya karena Hyon tertidur saat Kim Jong-Un berbicara.
Dia dipecat dan didakwa dengan pembangkangan. (*)