Berita Sragen Terbaru
Eks Bupati Sragen Untung Soal Jebakan Tikus Listrik: Zamanku Dulu Tak Larang, Bahkan Penjara
Hingga saat ini, masalah hama tikus di Kabupaten Sragen belum juga mendapat solusi. Petani akhirnya memilih cara pintas, memasang jebakan listrik.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Hingga saat ini, masalah hama tikus di Kabupaten Sragen belum juga mendapat solusi.
Petani akhirnya memilih cara pintas, dengan memasang jebakan tikus yang dialiri listrik di tengah sawah.
Alhasil, bukannya memberantas tikus, para petani juga menjadi korban.
Baca juga: Nahas, Petani di Sragen Meninggal di Sawah, Tersetrum Genset untuk Jebakan Tikus
Baca juga: Hari Terakhir 2021, Jebakan Tikus Bawa Petaka, Kali Ini Mertua Anggota DPRD Sragen Jadi Korban ke-22
Lebih dari 20 petani meninggal, karena tersengat jebakan listrik yang dipasangnya sendiri.
Terbaru, seorang petani berusia lanjut ditemukan meninggal dunia di sawah miliknya, setelah menghidupkan genset, pada Rabu (5/1/2022) sekira pukul 21.30 WIB.
Permasalahan hama tikus yang tak kunjung usai itu, mengundang perhatian dari Mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono.
Ayah dari Bupati Sragen saat ini, mengaku geregetan dengan permasalahan hama tikus di daerahnya.
Baca juga: Belajar dari Petani Sukoharjo, Kendalikan Hama Tikus dengan Burung Hantu Jenis Tyto Alba
"Geregetan juga saya lihatnya, kalau zamanku dulu saya larang, bahkan penjara betul itu," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (5/1/2022).
Mantan Bupati Sragen 2001-2011 itu, memberikan solusi dengan gropyokan bersama.
"Tikus itu diberantasnya harus dengan gotong royong, bisanya dengan gropyokan bareng," jelasnya.
"Harus bareng, anak sekolah, PNS, masyarakat semua harus dikerahkan, InsyaAllah kalau itu, habis panen digropyok, tikus hilang," tambahnya.
Ia juga mengomentari perihal Pemerintah Desa yang menganggarkan dana desa untuk memberantas hama tikus.
"Lebih baik beli aja per ekor, itu aja udah, solusinya dengan gropyokan gotong royong," pungkasnya. (*)
