Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Potret Wisata Air Panas Bayanan Sragen yang Telan Rp 4 Miliar, Bupati : Bisa Sumbang PAD Rp 2 Miliar

Objek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan telah rampung di revitalisasi oleh Pemkab Sragen.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati usah meresmikan Objek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan di Kecamatan Sambirejo pada Rabu (12/1/2022). 

Apalagi saat akhir pekan, wisatawan yang datang mencapai ribuan orang.

"Kalau hari biasa ratusan yang datang, kalau minggu atau hari besar, bisa ribuan, parkir nggak cukup," jelasnya.

"Apalagi ibu-ibu yang senam itu, di dalam sampai penuh, nggak muat," tambahnya.

Meski begitu, wisatawan yang datang masih disekitar Pemandian Air Panas Bayanan saja, seperti dari Sragen, Karanganyar, dan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Asal-usul Bayanan

Pemandian Air Panas Bayanan merupakan salah satu objek wisata terkenal di Kabupaten Sragen.

Wisata air itu berlokasi di Dukuh Bayanan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo.

Bayanan terkenal karena pemandian air hangat menggunakan air belerang yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit itu.

Tak hanya sebagai tempat wisata, ternyata Pemandian Air Panas Bayanan menyimpan sejarah yang panjang.

Baca juga: Pemandian Air Panas Bayanan Sragen Dibuka, Ratusan Wisatawan Kecele, karena Belum Bisa untuk Mandi

Baca juga: Buku Mangkunegoro VI Sang Reformis Dirilis, Gibran : Inspirasi untuk Pemulihan Ekonomi saat Pandemi

Warga sekitar, Sukamto mengatakan sumber air panas belerang itu sudah ada secara alami, yang baru diketahui sejak zaman penjajahan Belanda.

"Sudah ada sejak zaman Belanda, ada secara alami, sebenarnya tanah ini dulu milik pribadi," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (28/11/2021).

Lanjutnya, pemilik tanah yakni Mbah Kromo memiliki rumah, yang kini dijadikan kantor pengelola.

Sukamto menggambarkan, dulunya area sekitar Pemandian Air Panas Bayanan ialah perkampungan dan tegal biasa.

Namun, disudut kampung itu, tak jauh dari rumah Mbah Kromo ada sumber air panas belerang berbentuk kolam yang besar.

Konon, dulunya banyak orang keraton, baik Solo maupun Jogja sering datang untuk mengambil air belerang itu.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved