Dulu Suami Penjual Kerupuk, Wanita Ini Setia Dampingi 16 Tahun, Kini Menjelma Jadi 'Pasangan Sultan'

"Sesusah itu memang hidup lo (waktu itu)?" tanya Raffi lagi menyakinkan.

"Iya. (Gue) ke pasar induk beli singkong di sono, belinya sampai dua karung. Nyokap bawa sekarung, gue bawa sekarung di angkot tu," terang Denny.

 "Gue, abang gue, adik gue, marut singkong tu. Udah sampai ngantuk-ngantuk. Bahkan kita berhenti marut kalau tangan udah kena parutan, udah saking ngantuknya nih."

"Terus dijualin ke warung-warung deket rumah. Jadi, bukan kitanya yang muter. Jadi, kita bikin combro, taruh di beberapa warung deket rumah nih, Fi. Nah, ntar sorenya diambil sama adik gue," ceritanya.

Ternyata Denny dan keluarga sampai harus berjualan combro untuk menambah uang karena ayahnya baru dipindah tempat kerja.

 "Itu berjalan sekitar 3 bulan 4 bulanlah. Untuk meng-cover waktu itu bokap baru dipindahin kerja," jelas Denny.

"Dulu almarhum bokap kerjanya apa sih?" tanya Raffi disela-sela cerita Denny.

"Bokap itu PNS, tapi yang biasanya ada (uang) harian, tiba-tiba waktu pindah nggak ada harian," jawab Denny.

Bahkan, saking susahnya, Denny pun bercerita bahwa ibunya pernah meminta anak-anaknya untuk tidak bersekolah karena tak bisa memberikan uang saku.

Kala itu sang ibu hanya memiliki uang Rp10 ribu, dan hanya diberikan pada anak yang akan ujian.

Sedangkan anak lainnya diminta untuk tidak sekolah dulu karena ibunya tak punya uang.

Meski pernah merasakan hidup susah, Denny mengaku tak mau melupakan semua itu.

Karena dari sanalah, ia bersama empat saudara kandungnya bisa hidup kompak, saling sayang dan saling bantu hingga sekarang.

"Gue sama sekali tidak ingin menghilangkan masa susah gue. Karena gue mikir gini, Fi. Gue kadang mikir di saat gue ada di titik sekarang, gue kan dulu susah bareng sama abang adik gue berlima. Gue ngerasin banget deh kita sangat saling sayang," ungkap Denny. 

Meskipun kisah hidupnya dulu pernah susah, Denny Cagur beruntung karena masih ada sosok wanita yang mau menerima dia apa adanya.