Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Inilah Brevet Cakra yang Dimiliki Pratu Sahdi, Jenderal Dudung Berduka Kehilangan Satu Prajurit Elit

Pratu Sahdi menyandang brevet Cakra dan mempunyai kemampuan khusus. Apakah itu?

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tangkap Layar Tribunnews Video
Anggota TNI tewas dikeroyok 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - KSAD Jenderal Dudung Abdurachman berduka cita kehilangan salah satu prajurit terbaiknya, Pratu Sahdi.

Pratu Sahdi wafat akibat dikeroyok sejumlah orang di kawasan Pluit Jakarta Utara.

Prajurit TNI itu harus meninggal setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit.

Diketahui, Pratu Sahdi merupakan anggota Yonif Raider Kostrad 303.

Sebagai prajuri TNI AD Pratu Sahdi memiliki kemampuan khusus yang jarang dimiliki anggota TNI AD lainnya.

Baca juga: Anggota TNI Pratu Sahdi Tewas Dikeroyok, Korban Punya Kemampuan Khusus, Panglima TNI Bereaksi

Baca juga: Viral Oknum TNI di Maluku Pukul Seorang Remaja hingga Tantang Duel Warga, Kapendam Buka Suara

Pratu Sahdi tewas akibat sabetan senjata tajam di tubuhnya, Minggu (16/1/2022) pukul 03.00 WIB.

Setelah kejadian itu, ia langsung dilarikan ke rumah sakit Atmajaya Pluit.

Namun, pertolongan yang diberikan dokter tak mampu menyelamatkan nyawa anggota TNI tersebut.

Mengetahui anak buah Jenderal TNI Dudung Abdurrachman jadi korban pengeroyokan, polisi langsung bergerak cepat.

Pihak polisi memeriksa saksi dan memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

"(Sudah diperiksa), dari CCTV polsek juga sudah tapi pelat nomornya nggak kelihatan," ujar Kapolsek Penjaringan AKBP Febri Isman Jaya, dikutip dari Tribunnews.com via TribunnewsBogor.com, Selasa (18/1/2022).

Hal ini lantaran kondisi jalanan yang gelap dan terlalu banyak kendaraan yang melintas di hari tersebut.

Sementara itu, sosok Pratu Sahdi adalah anggota Yonif Raider Kostrad TNI AD berpangkat prajurit satu atau Pratu.

Dilansir dari TribunnewsBogor, Pratu Sahdi menyandang brevet Cakra dan mempunyai kemampuan khusus.

Apa Itu Brevet Cakra?

Sebagai anggota Yonif Raider Kostrad dengan bravet Cakra, Pratu Sahdi memiliki kemampuan tangguh dan tegas.

Cakra diyakini sebagai senjata astuti yang secara lahiriah sebagai juru selamat yang ampuh yang dapat digunakan sebagai senjata budi.

Dikutip dari Grid.id via TribunnewsBogor, untuk memiliki kualifikasi khusus dan memperoleh brevet Cakra, para prajurit Kostrad harus melalui latihan Standarisasi Kostrad.

Latihan yang dilakukan untuk membangun jiwa korsa yang kuat serta mewujudkan kemampuan yang handal dalam melaksanakan tugas di medan operasi baik di hutan gunung, rawa laut dan perkotaan.

Selain itu latihan tersebut juga dilakukan guna terwujudnya prajurit Kostrad yang memiliki kemahiran dan kemampuan dalam gerakan perorangan, bernavigasi darat, bela diri dan menembak dengan nilai minimal 80 serta fisik yang prima.

Hingga akhirnya tewas, tercatat sebagai anggota Yonif Raider 303 yang setia sampai Mati.

Pratu Sahdi lahir di Genuren, Aceh Tengah pada 16 Februari 1999.

Ia menjadi anggota Batalyon Infanteri Raider 303/Setia Sampai Mati beralamat di Garut, Jawa Barat.

Seperti diketahui Yonif Raider 303 memiliki markas di Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi akhirnya berhasil menangkap tiga orang yang diduga melakukan penganiayaan hingga menewaskan Pratu Sahdi.

"Kami sudah amankan tiga orang. Satu sudah dijadikan tersangka, dua orang hanya sebagai saksi," Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Wibowo, Senin (17/1/2022).

Lebih lanjut, Wibowo menyebut satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka pengeroyokan terhadap anggota TNI AD tersebut berinsial R.

"Perlu kami sampaikan peran R ini membantu memiting korban ketika korban ini dipukul oleh tersangka B," terangnya.

Pelaku utama dalam pengeroyokan anggota TNI AD, Pratu Sahdi yakni B masih dalam pencarian polisi.

"Selanjutnya tersangka B ini yang masih DPO melakukan penusukan terhadap korban yang mengakibatkan korban meninggal," kata Wibowo.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memberi tanggapan.

Baca juga: Bahar Bin Smith Adu Mulut dengan Anggota TNI, Kuasa Hukum Benarkan: Untuk Saling Menasihati Saja

"Intinya kami juga ingin ada keadilan karena mereka melakukan tindak pidana yang menyebabkan anggota TNI AD dan secara umum menyebabkan orang lain tewas," tegasnya, Senin (17/1/2022), seperti dikutip dari KompasTV via Tribunnewsbogor.

Jenderal Andika menyatakan, tim penyidik TNI terus melakukan koordinasi dengan Polres Jakarta Utara yang menangani kasus tersebut.

"Tim penyidik Panglima TNI sudah berkoordinasi dengan Polres Jakarta Utara dan kami terus memonitor," ujarnya.

"Tinggal kita tunggu perkembangannya," imbuhnya, dilansir dari TribunnewsBogor.com. (*)

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved