Viral

Viral Fenomena Masyarakat Jual NFT, Catat Inilah Faktor yang Menentukan Harganya Mahal

Fenomena sejumlah masyarakat menjual NFT di Opensea, viral di media sosial.

Istimewa capture IG Ridwan Kamil
Lukisan NFT (Non-fungible token) karya Gubernur Jabar Ridwan Kamil laku terjual Rp 45,5 juta dalam marketplace NFT, Open Sea. 

TRIBUNSOLO.COM - Fenomena sejumlah masyarakat menjual NFT di Opensea, viral di media sosial.

Untuk diketahui, NFT adalah aset digital yang berbentuk karya seni maupun barang koleksi yang bisa dipergunakan untuk membeli sesuatu secara virtual.

Baca juga: Viral Presiden Jokowi Tiba-tiba Ditawari Cilok Oleh Pedagang Pasar, Ternyata Begini Kronologinya

Barang seni dan koleksi tersebut bisa berupa foto, gambar, lagu, rekaman suara, video, game, dan sebagainya.

Meskipun bisa dipakai untuk membeli sesuatu, NFT berbeda dengan aset kripto karena sulit untuk diperdagangkan.

Secara singkat, konsep NFT memungkinkan pembeli memiliki barang asli tanpa ada yang bisa menirunya karena transaksi itu juga harus menyertakan bukti kepemilikan dalam bentuk sertifikasi.

Viralnya NFT ini tak lepas dari foto selfie milik akun Ghozali Everyday, laku terjual hingga miliaran rupiah.

Mengapa harga NFT bisa tinggi?

Mengapa harga NFT bisa tinggi, dan faktor-faktor apa yang membuatnya menjadi mahal? Dikutip KompasTekno dari Alan Turing Institute, Selasa (18/1/2022), alasan paling mendasar adalah karena tidak ada penguasaan dan dominasi dalam skema perdagangan NFT.

Dengan kata lain, tidak ada aktor dominan yang bisa mengendalikan harga di NFT. Peneliti di Alan Turing Institute menyebut bahwa terdapat heterogenitas yang sangat luar biasa besar dalam perdagangan NFT.

Banyak karya seni digital NFT yang tersedia tapi tidak ada yang menguasai penentuan nilai atau harganya.

Nilai atau harga dari NFT sepenuhnya dibuat antara penjual dan pembeli bukan ditentukan pihak ketiga, seperti pada perdagangan konvesional yang membutuhkan campur tangan pemerintah atau perusahaan besar.

Skema perdagangan barang seperti ini mungkin mirip seperti skema perdagangan karya seni. Nilai satu lukisan dihasilkan dari hubungan yang kompleks antara penjual dan pembeli.

Selera dan tren yang menjadi dasar untuk menentukan harga bersifat dinamis dan tidak pasti. Seleran dan tren bisa ditafsirkan berulang-ulang oleh penjual dan pembeli, sebagaimana dikutip KompasTekno dari jurnal “The art machine: dynamics of a value generating mechanism for contemporary art”.

Demikian juga temuan dari Alan Turing Institute, yang pada dasarnya harga dari NFT bisa dinamis dan melambung karena semua orang bisa menentukkan harga dari NFT-nya, dan semua orang bebas mengajukan penawaran untuk membeli NFT itu.

Baca juga: Viral Ridwan Kamil Jual Lukisan Karyanya di NFT, Siapa Sangka Karyanya Laku dengan Harga Fantastis

3 faktor

Meski dinamis, Alan Turing Institute menemukan tiga faktor terbesar yang memengaruhi penjual atau pembeli dalam menafsirkan harga di NFT, antara lain faktor visual, harga jual NFT sebelumnya, serta hubungan antara penjual dan pembeli.

Dalam menemukan faktor itu, para peneliti telah mempelajari data dari 4,7 juta NFT yang telah diperdagangkan oleh lebih dari 500.000 pembeli dan penjual.

Harga jual

Dari ketiga faktor tersebut, faktor harga jual NFT sebelumnya menjadi 50 persen penentu keberagaman harga NFT.

Faktor harga jugal NFT sebelumnya itu misalnya NFT yang berupa gambar beruang dari PhantaBear, salah satu penjual NFT terkenal, kini dijual dengan harga 3.99 ETH.

Maka, harga itu akan menjadi indikator penentuan harga untuk model NFT serupa di kemudian hari.

Kualitas

Kemudian, faktor terbesar kedua sebanyak 20 persen yang mempengaruhi harga NFT adalah kualitas visual dari NFT itu sendiri.

Popularitas

Faktor ketiga sebanyak 10 persen yang memengaruhi harga NFT adalah popularitas dari penjual.

NFT biasanya diperdagangkan melalui skema lelang yang dapat dijumpai pada beberapa situs online, salah satunya yakni OpenSea.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved