Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Minyak Goreng Rp14 Ribu bak Harta Karun di Solo Raya, Bandingkan dengan Harga di Malaysia: Beda Jauh

Minyak Goreng Rp 14 Ribu di Solo Raya bak harta karun, harga minyak goreng di Malaysia benar-benar bikin melongo karena saking murahnya.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM
Ilustrasi minyak goreng di salah satu swalayan di Solo. 

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN  - Minyak goreng Rp 14 ribu per liter kini menjadi komoditas buruan emak-emak di Solo Raya.

Terpantau sejumlah minimarket di Solo Raya kebanjiran pembeli minyak goreng murah ini.

Seperti yang terlihat di Klaten, warga mulai memburu minyak tersebut pada Rabu (19/1/2022).

Namun, ada dari mereka yang kecewa karena stok minyak habis.

Baca juga: Minyak Goreng Rp 14 Ribu di Minimarket Klaten Diserbu, Ada yang Kecewa Kehabisan Stok

Baca juga: Minyak Goreng Rp 14 Ribu Dijual di Ritel Modern, Pedagang Pasar Menjerit Cuma Jadi Penonton

Seperti diketahui, pemerintah resmi mengimplementasikan kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter untuk semua jenis kemasan mulai, Rabu (19/1/2022).

Dari pantauan TribunSolo.com di beberapa minimarket Alfamart dan Indomaret terlihat orang-orang kecewa saat melangkah keluar dari toko lantaran tak mendapatkan minyak murah yang mereka cari. 

Amin (46) warga Desa Jonggrangan menceritakan bahwa dirinya sudah berkeliling di 6 tempat tapi tidak menemukan.

Warga Klaten Berburu minyak murah Rp 14 ribu di minimarket.
Warga Klaten Berburu minyak murah Rp 14 ribu di minimarket. (TribunSolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo)

"Sudah nyari di enam tempat, tapi semua enggak ada," terang Amin dengan nada kecewa. 

"Saya malah tau berita minyak murah malah dari penjual. Saat itu saya sedang mencari minyak goreng, tapi malah dikasih tau kalau di Indomaret dan Alfamart baru ada promo minyak murah. Makanya saya cari," jelas Amin. 

Berbeda nasib dengan Amin, Susanto (31) warga Jonggrangan berhasil mendapatkan minyak 2 liter setelah 2 kali berpindah minimarket. 

Susanto menjelaskan, bahwa dia tahu ada minyak murah dari istrinya.

"Saya dikasih tau istri, enggak tau dia dapat dari mana entah dari internet atau instagram, tapi saya baru tahu hari ini," ucap Susanto. 

"Saya dapat harga Rp 28 ribu," imbuhnya. 

Tri warga Desa Pepe menceritakan bahwa dirinya mendapatkan kabar minyak murah dari grup keluarga. 

"Iya nyari minyak, saya tahunya dari grup keluarga kalau di Indomaret dan Alfamart jual minyak murah," jelasnya. 

"Saya baru pulang dari rumah sakit langsung nyari," katanya. 

Tri menjelaskan, bahwa dirinya tidak pernah terpatok dengan satu merek saja.

"Ya mereknya ganti, lagi pula keluarga saya juga jarang makan makanan yang digoreng," kata dia. 

"Bersyukur ini dapat 2 liter, harganya Rp 28 ribu," papar dia. 

Informasi yang dihimpun, pemerintah akan menyiapkan minyak goreng sebanyak 250 juta liter per bulan. Penyediaan itu akan dilakukan selama enam bulan sehingga total pasokan mencapai 1,5 miliar liter. 

Harga Rp14 ribu per liter bisa mulai dinikmati konsumen yang berbelanja di ritel modern anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). 

Harganya Beda Jauh dengan Malaysia

Lain di Indonesia, lain pula di negeri jiran Malaysia.

Pasalnya, harga minyak goreng di Malaysia benar-benar bikin melongo karena saking murahnya.

Harganya tidak lebih mahal dari harga seliter bahan bakar nonsubsidi yang dijual di SPBU.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebut harga minyak goreng di Malaysia saat ini sebesar Rp 8.500 per liter. 

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono saat rapat dengar pendapat umum dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Rabu (19/1/2022).

"Betul, Malaysia itu harga minyak goreng itu kira-kira Rp 8.500 atau sekitar 2,55 ringgit untuk 1 liter dengan kemasan sangat sederhana," kata Joko, dikutip dari Tribunnews.com.

Dia mengatakan, harga Rp 8.500 per liter bisa diterapkan Malaysia karena mendapatkan subsidi dari pemerintah diambil dari dana pungutan, seperti yang juga dijalankan di Indonesia melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Jadi itulah yang bertahun-tahun dana pungutan digunakan untuk mensubsidi minyak goreng khususnya kemasan 1 liter jika harga tinggi," papar Joko. 

Joko menyebut, pemerintah Indonesia sebenarnya ingin meniru langkah Malaysia sejak dulu, namun hal tersebut terbentur dengan regulasi yang tidak mendukungnya dan akhirnya hanya bisa operasi pasar.

"Selama ini pemerintah menyikapi harga minyak goreng yang tinggi dengan dilakukan operasi pasar dan terselesaikan, tapi sekarang kesulitan karena tingginya harga, gap-nya terlalu jauh," tutur Joko. 

"Tapi sekarang memungkinkan dana sawit itu untuk subsidi pangan, Undang-Undang Cipta Kerja dimungkinkan hal itu. Sehingga kami sekarang mendukung yang dilakukan pemerintah," sambungnya.

Diketahui, mulai hari ini pemerintah menerapkan kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter selama enam bulan.

Namun, pada tahap pertama ini baru diberlakukan untuk ritel modern, belum berlaku di pasar tradisional yang harganya masih dikisaran Rp 20 ribu per liter. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved