Mengapa Supir Truk Maut Balikpapan Tak Banting Stir Kiri untuk Hindari Kendaraan? Begini Analisisnya
Kecelakaan maut yang melibatkan belasan kendaraan terjadi di persimpangan Muara Rapak Kota Balikpapan, Jumat (21/1/2021), menggegerkan masyarakat.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM - Kecelakaan maut yang melibatkan belasan kendaraan terjadi di persimpangan Muara Rapak Kota Balikpapan, Jumat (21/1/2021), menggegerkan masyarakat.
Dalam video yang beredar beberapa tanda tanya muncul mengapa pada saat kejadian sopir tidak banting stir ke kiri untuk menghindari kecelakaan.
Baca juga: Kecelakaan Maut Jalan Jogja - Klaten, Pemotor Tewas Tertabrak Kendaraan Tak Dikenal
Padahal kalau dilihat di sebelah kiri ada jalur kosong dan pepohonan.
Logika sederhana ialah sopir bisa saja menghindari tabrakan beruntun dari belakang jika berani mengambil risiko membuang badan truk ke daerah pepohonan.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, sulit mengambil keputusan di saat genting.
Tapi hal itu juga berkaitan dengan pengalaman sang sopir.
"Ini agak susah karena berhubungan dengan jam terbang. Kalau pengemudi yang jam terbangnya tinggi dia bisa mengambil tindakan atau keputusan yang paling tidak tingkat kerugiannya kecil," kata Sony kepada Kompas.com, Jumat (21/1/1022).
Sony mengatakan, mengapa sopir lurus dan tidak mengambil tindakan buang badan itu harus ditanya ke pihak terkait.
Tapi ada dasar asumsi mengapa hal itu dilakukan.
"Ada asumsi begini, ketika dia tidak memiliki jam terbang banyak dia akan berpikir untuk mengamankan dirinya. Ada pohon ada kendaraan, pikirannya kalau nabrak pohon fatal pasti, kalau kendaraan tidak fatal. Karena kendaraan akan kalah dan bergeser," katanya seperti dilansir Kompas.com .
Karena itu kata Sony, pentingnya jam terbang sopir saat membawa kendaraan besar.
Karena dengan tingkat risiko yang besar maka tanggung jawabnya juga makin besar.
"Di sini saya bisa bilang pentingnya jam terbang yang tidak sedikit. Karena dia tidak berpikir keselamatan orang lain," katanya.
4 Orang meninggal dunia
Dalam peristiwa tersebut, sebuah truk tronton bermuatan kapur seberat 20 ton menyeruduk kendaraan-kendaraan yang sedang berhenti pada saat lampu merah sedang menyala.
Sempat beredar kabar bahwa ada sebanyak 5 korban tewas dalam kejadian tersebut.
Belakangan, orangtua ananda Azka (4) yang sebelumnya dikabarkan meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut di Balikpapan tersebut ternyata tidak benar.
Dengan demikian, jumlah korban tewas dalam kecelakaan maut di Rapak Balikpapan tersebut adalah 4 orang.
"Dikabarkan di media sosial bahwa orang tua ananda Azka meninggal dunia di tempat, namun ternyata hal tersebut tidak benar," kata Dirlantas Polda Kaltim, Sony Irawan.
Pihaknya menyayangkan informasi yang beredar tersebut tidak lah sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Diketahui saat ini korban terlibat kecelakaan tersebut berjumlah puluhan orang.
"Saat ini diketahui jumlah korban, yaitu 4 orang meninggal dunia, 1 orang kritis, 3 orang luka berat dan 26 luka ringan," jelasnya.
"Data ini masih bersifat sementara, nanti kita akan update terus," tambahnya.
Data korban kecelakaan maut di Balikpapan:
Meninggal Dunia (MD)
FATMAWATI Jalan Sulawesi, Karang Rejo
Korban MD yang Dikirim ke luar daerah
SAERULLAH ke Cilacap,
JON EFENDI Harahap ke Pekan Baru
JUNI DEDDY Ricardo ke Banten
Adapun jumlah korban Laka Lantas yang berada di Rumah Sakit KANUDJOSO JATIWIBOWO Balikpapan sbb.;
1.SUYONO,
2.SRI SUCI PAKARTI,
3.NELTON,
4.DESCA NANDA PUTRA,
5.ELLY MARLIA
6.EVI MP,
7.M.YAMIN
8.WIWIK SULASTINI
9. RAHMAN
10. M. BAIHAKI
11. HERI KAHAR
12. RACHMAN.M
13. SUHARDI
