Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Bak Firasat, Surono Pesan Keluarganya Tak ke Belakang Rumah Usai Hujan di Solo, Ternyata Mau Longsor

Pemilik rumah sudah menyadari adannya keanehan pada belakang rumahnya sehingga meminta keluarganya tidak ke belakang rumah.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/MARDON W
Kondisi belakang rumah milik Surono (48) warga Kampung Wonorejo, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo, yang longsor, Minggu (23/1/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tidak ada korban jiwa atas peristiwa longsornya rumah  seorang warga di Kampung Wonorejo, RT 02, RW 02, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Solo,  Minggu (23/1/2022) sore

Pemilik rumah sudah menyadari adannya keanehan pada belakang rumahnya sehingga meminta keluarganya tidak ke belakang rumah.

Bak firasat, Surono memberikan pesan itu kepada keluarganya sebelum terjadi longsor. 

Surono (48) pemilik rumah tersebut mengatakan dirinya menyadari rumah bagian belakangnya bakal longsor pada Minggu pagi sekitar pukul 05.00 WIB.

Baca juga: Ini Penyebab Banjir di Gatak Banyudono, BPBD Ingatkan Potensi Banjir Susulan & Siagakan Perahu Karet

Baca juga: Surono Ceritakan Detik-detik Rumahnya Longsor Akibat Hujan Deras di Solo: Tembok Retak Jadi Pertanda

"Sebelumnya saya cek belum retak-retak, kemudian, paginya saya cek ada keretakan pada rumah saya," kata Surono, kepada TribunSolo.com, Minggu (23/1/2022).

Surono mengatakan melihat hal tersebut, lantas memberitahu seluruh rumah untuk tidak ke belakang rumah tersebut.

Selain itu, dia juga mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan sebelum bagian belakang rumahnya hancur karena longsor.

"Sekitar pukul 15.00 WIB, saya berada di jembatan dan melihat bagian belakang rumah saya longsor," ujar Surono.

Dia menuturkan bagian rumah yang hancur karena longsor, merupakan tempat kerja dirinya membuat kandang hewan.

Ia mengatakan pasca kejadian tersebut, dirinya berhenti membuat kandang sementara karena tidak ada tempat lagi karena sudah hancur karena longsor.

"Sementara, saya berhenti dulu, semua barang saya amankan, termasuk alat dan kandang yang baru setengah jadi berhasil saya amankan," kata Surono.

Solusi Pemkot Solo Tangani Banjir : Rumah Warga di Daerah Rawan Banjir Pinggir Kali akan Direlokasi

Sejumlah warga Kota Solo yang tinggal daerah terdampak banjir, akan direlokasi ke tempat hunian baru.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, Minggu (23/1/2022).

Baca juga: Banjir di Solo Makin Parah, Anggota DPRD Solo dari Fraksi PKS Minta Gibran Segera Atasi

Menurut Teguh, relokasi ini menjadi solusi untuk menangani banjir di sejumlah kampung Kota Solo.

Teguh mengatakan, warga yang sempat terdampak banjir Kamis (20/1/2022) lalu, sebenarnya sudah menyadari bila mereka tinggal di daerah yang rawan banjir.

Pasalnya, kebanyakan mereka tinggal di bibir sungai. 

Teguh memisalkan warga Laweyan yang kemarin kebanjiran. 

Menurut Teguh, warga yang tinggal di bantaran Kali Jenes itu sudah menyadari jika hujan deras melanda, berpotensi tergenang banjir.

 “Di sana kalau hujan deras, banjirnya bisa sampai dengkul. Mereka sudah menyadari betul,” kata Teguh.

Teguh mengatakan, soal banjir di Solo ini sebenarnya sudah saat dirinya bersama Gibran Rakabuming Raka terpilih, langsung memetakan daerah rawan banjir di kota yang dipimpin.

“Di awal 2021 waktu terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota, kita langsung konsolidasi, kita sudah petakan daerah rawan banjir ini. Kemudian diusulkan untuk dibuatkan parapet,” urai Teguh.

Menurut Teguh, program itu sudah disetujui Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementrian PUPR.

Namun, Pemkot harus menyediakan lahan gantirugi bagi warga. 
 
Pembangunan ini mutlak memerlukan pembebasan lahan, karena aturan pembangunan parapet, lebar minimal harus 4 sampai 6 meter. 

“Sementara rumah penduduk sudah mepet dengan bantaran. Ada yang sudah di atas bantaran. Bahkan ada yang cagak cor rumahnya ada di atas kali. Di daerah Pajang sampai Panularan, ada rumah seperti itu,” kata Teguh.

Untuk itu, jelas Teguh kemungkinan sekitar tahun 2023, baru bisa dilakukan konsolidasi penataan kawasa bantara kali Jenes tersebut. 

Sebab, untuk merelokasikan warga dibantaran Sungai ini membutuhkan anggaran yang besar.

Dana utamanya untuk ganti rugi terhadap warga yang terdampak.

“Karena APBD tahun ini sudah ketok palu, konsentrasi (penataan) bukan diwilayah itu, uanganya terbatas. Kita mengejar infrastuktur jalan kampung konsentrasi tahun ini,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved