Berita Seleb
Matt White Meninggal Diduga karena Diabetes, Waspada Jika Temukan Gejala Ini di Leher / Ketiak Anak
Matt White meninggal diduga karena diabetes, penyakit yang menjadi momok orang-orang berumur. Ternyata ini deretan gejalanya:
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM -- Berita meninggalnya aktor cilik Matthew White atau Matt White mengejutkan banyak pihak.
Pasalnya, Matt White meninggal ketika kariernya mulai naik di usia terbilang belia.
Apalagi Matt White meninggal diduga karena diabetes, penyakit yang menjadi momok orang-orang berumur.
Adapun Matt White dikabarkan meninggal dunia pada Minggu, (23/1/2022) kemarin sekitar pukul 20.00 WIB.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (24/1/2022), sang manajer, Oki Hartanto mengungkapkan bahwa Matthew bukan meninggal karena terinfeksi Covid-19, melainkan penyakit diabetes yang diidapnya sejak lama.
Baca juga: Aktor Cilik Matthew White Wafat di Usia 12 Tahun, Momen Terakhirnya Bersama Ibunda Tuai Rasa Haru
Baca juga: Inilah Penyebab Aktor Cilik Matthew White Meninggal Dunia, Berjuang Lawan Penyakit di Usia Belia
"Ada penyakit lama, diabetes. Jadi bukan karena Covid," ujar Oki.

Kondisi kesehatan pemeran film Danur ini pun menurun sejak Sabtu lalu, kemudian pihak keluarga membawanya ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Oki menambahkan, Matthew White memang sudah memiliki riwayat diabetes sejak sebelum masuk ke Am:pm Management.
Namun, dia tidak menjelaskan lebih rinci terkait jenis diabetes apa yang dialami artisnya tersebut.
Mengapa Anak Kecil Bisa Diabetes?
Sebenarnya bukan rahasia lagi jika penyakit diabetes melitus bisa menyerang anak-anak.
Sebagaimana diungkapkan Anggota Dewan Penasehat Physician International Society for Pedriatric and Adolescents Diabetics (ISPAD), Prof DrR Dr Aman B Pulungan, FAAP, FRCP(Hon) ada sejumlah pemicu kenapa diabetes juga bisa mematikan untuk anak-anak.
"Diabetes ini fenomena gunung es, banyak yang tidak sadar diabetes ini bukan hanya penyakit orang dewasa, tetapi juga bisa terjadi juga pada anak-anak (di bawah usia 18 tahun)," kata Aman dalam Media Briefing Hari Diabetes Sedunia 2021, Sabtu (13/11/2021), dilansir dari Kompas.com.
Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2018, menunjukkan angka kejadian diabetes pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700 persen selama jangka waktu 10 tahun.
Menurut Aman, data prevalensi jumlah kasus diabetes melitus pada anak di Indonesia saat ini memang kita menempati urutan kelima terbanyak di dunia.
Tetapi, itu data yang terdiagnosis saja.
Sayangnya, data underdiagnosis atas kasus baru diabetes melitus pada anak, Indonesia menempati urutan pertama di dunia terkait proporsi kasus baru DM pada anak yang tidak terdiagnosis.
"Artinya, kita masih belum tahu seberapa banyak kasus DM pada anak di bawah gunung es tersebut, ini yang jadi PR kita bersama," ujarnya.
Gejala diabetes pada anak
Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terkait diabetes melitus pada anak-anak dan remaja.
- Banyak makan atau merasakan lapar terus menerus meski baru selesai makan
- Banyak minum atau merasa haus terus-menerus karena tubuh tidak mampu produksi insulin
- Banyak kencing dan mengompol
- Penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu sebelum terdiagnosis
- Mudah merasa lelah atau kelelahan
- Mengalami gangguan perilaku dan perubahan emosi menjadi cepat marah dan murung
- Area lipatan seperti ketiak dan leher yang menggelap
- Tanda kedaruratan lainnya yang perlu diwaspadai, antara lain sesak napas, dehidrasi, syok, dan napas berbau keton.
Jika anak-anak Anda sudah memiliki beberapa gejala diabetes di atas, maka sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk diminta mengukur kadar gula dalam darahnya.
Untuk mencapai kontrol metabolik yang optimal mendukung anak-anak dengan diabetes, dibutuhkan penanganan yang menyeluruh baik oleh keluarga, ahli endokrinologi anak atau dokter anak, ahli gizi, ahli psikiatri, psikologi anak, pekerja sosial dan edukator. (*)