Viral

Terungkap Penyebab Tiket Garuda Indonesia Mahal Meski 'Berpelat Merah', Ini Awal Mula Penyebabnya

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali menyinggung maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia.

DOKUMEN HUMAS YIA - AP I
Pesawat Airbus A330-200 milik maskapai Garuda Indonesia mendarat di Bandar Udara Yogyakarta International Airport di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (05/10/2019) 

TRIBUNSOLO.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali menyinggung maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia.

Sudah banyak diketahui harga tiket penerbangan Garuda Indonesia tercatat sangat mahal jika dibandingkan dengan harga sewa pesawat maskapai penerbangan lain pada umumnya.

Baca juga: Snack Gambar Kaesang di Pesawat Garuda Viral, Erick Thohir Tak Permasalahkan: Asal Tak Ada KKN

Kronologi harga tiket Garuda Indonesia tinggi

Dilansir dari TribunNews, tingginya harga sewa pesawat Garuda Indonesia dengan lessor, dikarenakan negosiasi yang ugal-ugalan oleh Direktur Perseroan di masa lalu.

Ditambah lagi, penyewaan pesawat Garuda Indonesia dengan lessor dinilai asal-asalan.

Yaitu tidak memperhitungkan rute-rute yang dilayani Perseroan.

"Garuda Indonesia tidak mungkin membeli (atau menyewa) pesawat tanpa ada bisnis plan, tanpa ada hitung-hitungan rute," ucap Erick saat menghadiri Kuliah Umum di Unika Atmajaya Jakarta, Rabu (26/1/2022).

"Garuda Indonesia (akhirnya) membayar lessor termahal di dunia, sampai 28 persen lebih jika dibandingkan lessor airlines lain," sambungnya.

Erick pun mengungkapkan, permasalahan tersebut menjadikan arus kas keuangan maskapai berkode saham GIAA ini menjadi tidak efisien.

Sehingga kini Perseroan sedang mengalami kondisi krisis.

Tak cuma berpengaruh terhadap kondisi internal perusahaan, hal ini juga berdampak kepada masyarakat.

Yaitu, tiket penerbangan penumpang maskapai pelat merah ini menjadi semakin mahal.

"Karena itu tadi (kondisi keuangan yang negatif) Garuda jadi rugi, dan impact-nya ke rakyat. Impact-nya apa? tiket mahal," papar Erick.

Untuk itu saat ini Kementerian BUMN sedang melakukan transformasi besar-besaran di Garuda Indonesia.

Mulai dari memetakan bisnis yang bagus untuk GIAA, hingga restrukturisasi utang kepada lessor.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved