5 Fakta Gunung Anak Krakatau yang Kembali Erupsi, Ungkap Hubungan Letusan dengan Gempa Banten
Aktivitas Gunung Anak Krakatau sering kali dihubungkan dengan gempa Banten, ternyata ini faktanya.
Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Bahkan pada Sabtu (5/2/2022) sekira pukul 05:32 WIB, Gunung Anak Krakatau dilaporkan kembali erupsi.
Melalui akun Twitter resminya @PVMBG_, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan tinggi kolom abu teramati sekitar 1500 m dari atas puncak.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Masih Berpotensi Erupsi, Bisa Hasilkan Lontaran Lava Pijar & Aliran Lava
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 58 mm dan durasi 282 detik," tulis akun @PVMBG_.
Dilansir dari Kompas.com, berikut fakta Gunung Anak Krakatau:
1. Hubungan Gunung Anak Krakatau dengan Gempa Banten
Aktivitas Gunung Anak Krakatau sering kali dihubungkan dengan fenomena sekitar.
Terbaru, dihubung-hubungkan dengan gempa Banten pada Jumat, 4 Februari 2022 pukul 17.10 WIB.
Terlebih rentang waktu yang cukup dekat, membuat masyarakat mengira bahwa keduanya saling terkait.
Bagaimana faktanya?
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan, bahwa gempa selatan Banten ini murni gempa tektonik yang tidak berhubungan dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Lebih lanjut, gempa tektonik tersebut merupakan jenis gempa dangkal sebagai akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Banten dan bukan dari aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.
2. Lokasi Gunung
Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api yang berlokasi di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatera.
Dilansir dari vsi.esdm.go.id via Kompas.com, Gunung Anak Krakatau berada pada komplek Krakatau bersama tiga pulau lain yaitu Rakata, Sertung, dan Panjang.
Kini Gunung Anak Krakatau masuk dalam wilayah administratif Provinsi Lampung.
3. Daerah Bahaya Gunung Anak Krakatau
Dikutip dari laman magma.esdm.go.id via Kompas.com, Gunung Anak Krakatau berada pada Level II (Waspada).
Sementara berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana maka hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 kilometer dan area di sekitarnya merupakan kawasan rawan bencana.
Potensi bahaya berupa lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat berada di sekitar kawah dalam radius 2 km.
4. Pulau Tak Berpenghuni
Melansir dari lampungprov.go.id via Gunung Anak Krakatau diketahui memiliki luas sekitar 320 hektar yang keseluruhannya merupakan pulau tak berpenghuni.
Gunung Anak Krakatau sendiri masuk dalam kawasan cagar alam Krakatau yang dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Lampung.
Namun sejak tahun 2011 wisatawan tak lagi bisa mengunjungi area puncak dikarenakan adanya peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau.
5. Fenomena Langka
Gunung Anak Krakatau menarik bagi para peneliti karena kemunculan gunung berapi dari dalam laut menjadi fenomena sangat langka di dunia.
Hal inilah yang membuat pembatasan pengunjung dibatasi untuk empat tujuan yaitu penelitian, pendidikan, pengembangan pengetahuan, dan penunjang budidaya.
Baca juga: Begini Penjelasan Mbah Rono Soal Dentuman yang Dikira dari Erupsi Gunung Anak Krakatau
(*)