Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Geger Antraks, Ribuan Sapi di Perbatasan Klaten-Gunung Kidul Diperiksa, Minggu Depan Disuntik Vaksin

Seribuan sapi yang tersebar di perbatasan Klaten-Gunung Kidul diperiksa dan bakal divaksinasi segera.

Penulis: Tribun Network | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com
ILUSTRASI : Sapi-sapi yang dijual di Pasar Sapi Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. 

"Kita rencanakan setelah pasaran kita semprotan untuk tambatan hewan. Kita juga rutin lakukan uji klinis di pasar hewan. Untuk pedagang Gunungkidul sementara ini belum ada larangan masuk," ucapnya.

Sapi Mati Kena Antraks

Sebelumnya, belasan hewan ternak yang mati di Kabupaten Gunungkidul dinyatakan terpapar oleh bakteri Antraks.

Hasil itu diketahui berdasarkan investigasi Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul.

Kepala BBVet Wates Yogyakarta, drh Hendra Wibawa, menyampaikan bahwa sejauh ini pihaknya mendapati 15 ternak mati yang terkonfirmasi Antraks.

"Terdiri dari 11 ekor sapi dan 4 ekor kambing, tersebar di Ponjong dan Gedangsari," kata Hendra dilansir dari TribunJogja.com, Senin (31/01/2022).

Secara rinci, dari Ponjong tercatat ada 5 sapi dan 2 kambing.

Sedangkan sisanya yaitu 6 sapi dan 2 kambing berasal dari Gedangsari, salah satunya yang dikonsumsi oleh warga setempat beberapa waktu lalu.

Hendra mengatakan pihaknya langsung memberikan rekomendasi pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul. Utamanya agar penyebaran dari bakteri ini tidak meluas.

"Kami minta ternak dari sini tidak dibawa keluar (daerah) dulu sampai benar-benar bisa dikendalikan," ujarnya.

Adapun rekomendasi lain dengan melakukan pengobatan di zona terinfeksi atau zona merah serta melakukan vaksinasi pada ternak. Hendra berharap agar prosesnya dilakukan secara cepat.

Menurutnya, tidak diperlukan waktu lama agar penyebaran Antraks bisa dikendalikan.

Namun hal itu tak lepas dari seberapa cepat penanganan yang dilakukan oleh pihak terkait.

"Mungkin cukup 3 sampai 4 minggu bisa terkendali, asal penanganan juga cepat," jelas Hendra.

Namun ia tetap optimistis Pemkab Gunungkidul mampu mengendalikan secara cepat.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved