Menag Yaqut Bela KSAD Dudung soal Polemik Tuhan Bukan Orang Arab, Sebut Tak Ada yang Salah
Yaqut Cholil menjelaskan dalam berdoa setelah salat, umat Islam diperbolehkan menggunakan bahasa apa pun termasuk bahasa Indonesia.
Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Polemik soal pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman ramai jadi sorotan belakangan ini.
Hal ini berawal saat Jenderal Dudung menyebut soal pilihannya berdoa dengan berbahasa Indonesia sebagaimana yang terpublikasi melalui podcast YouTube Deddy Corbuzer, 30 November 2021.
Terkait hal tersebut, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pun memberikan tanggapan soal laporan terhadap Jenderal Dudung tentang dugaan penodaan agama ke Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad TNI).
Baca juga: Reaksi Jenderal Dudung soal Dirinya Dilaporkan Koalisi Ulama karena Ucapan Tuhan Bukan Orang Arab
Baca juga: Lihat Istri TNI AD Hamil 8 Bulan Harus Ditinggal Suami Dinas ke Papua, Begini Reaksi Jenderal Dudung
Dilansir dari Tribunnews, Yaqut Cholil menilai hal tersebut tak perlu diperdebatkan.
"Itu clear sekali kalau kita memahami pernyataan Jenderal Dudung secara utuh. Pernyataan itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan memang bukan makhluk, tapi sebagai Khalik (Sang Pencipta). Sudahlah, tidak ada yang perlu diributkan dengan statemen itu," ujar Yaqut melalui keterangan tertulis dikutip dari Tribunnews, Selasa (8/2/2022).
Lebih lanjut, Yaqut Cholil menjelaskan dalam berdoa setelah salat, umat Islam diperbolehkan menggunakan bahasa apa pun, termasuk bahasa Indonesia.
Sehingga pernyataan Jenderal Dudung dalam podcast tersebut juga dalam konteks soal pilihan dan cara berkomunikasi dengan Tuhan, jelas bukan bermaksud memosisikan Allah sebagai makhluk.
Kalimat Jenderal Dudung 'karena Tuhan Kita itu Bukan Orang Arab' adalah tidak berdiri sendiri tapi bermakna penegasan setelah kalimat 'Pakai bahasa Indonesia saja'.
Menag mengajak semua pihak untuk mengedepankan proses klarifikasi (tabayyun) ketika melihat persoalan yang dinilai ambigu.
Termasuk pada pernyataan Jenderal Dudung, semestinya bisa diselesaikan dulu dengan bertemu langsung.
Cara tersebut, menurut Menag, akan lebih elegan dan lebih tepat.
Baca juga: Lihat Istri TNI AD Hamil 8 Bulan Harus Ditinggal Suami Dinas ke Papua, Begini Reaksi Jenderal Dudung
"Termasuk soal agama, Jenderal Dudung justru selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Mari kita harus jernih melihat setiap persoalan," ungkapnya.
Terakhir Menag menilai petinggi TNI pasti dibekali kedalaman pengetahuan dan kematangan cara berkomunikasi kepada publik.
(*)