Breaking News
Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Info Stok Minyak Goreng di Solo: Luwes Kestalan Sedia 20 Karton, Beli Wajib Celupkan Tangan ke Tinta

Kepala Gugus Supermarket Luwes Kestalan, Darwanti mengatakan, setiap hari pihaknya mengeluarkan stok 3 kali.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Agil Tri
Pembeli minyak goreng di Luwes Kestelan, Solo harus mengeluarkan jari ke tinta, Rabu (23/2/2022). 

"Kita antisipasi coustemer nakal. Kalau gak dibuat seperti itu, takutnya pembeli membeli banyak, lalu untuk dijual lagi," ujarnya.

Paling tidak, tinta tersebut akan menempel selama 2 hari.

Sehingga jika ada pembeli yang jadinya masih ada bekas tinta, tidak diperbolehkan membeli minyak goreng disana. 

Cara Relawan Wonogiri Manjakan Orang Tak Mampu : Beli Minyak Rp 19 Ribu Dijual Rp 14 Ribu Per Liter

Sebanyak 300 liter minyak goreng dengan harga normal jadi rebutan warga di Kabupaten Wonogiri.

Terlebih berminggu-minggu ini di lapangan, minyak goreng harga normal masih sangat sulit dijumpai.

Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Wonogiri, Sugiyanto, mengatakan pihaknya menggelar pasar murah di Kantor Dinas Sosial Wonogiri.

Dia menjelaskan, dalam pasar murah minyak goreng itu, satu liter minyak goreng dijual dengan harga normal, yakni Rp 14.000 per liternya.

"Minyak kami jual dengan harga normal ke kuli panggul pasar, juru parkir, pedagang kaki lima dan warga kurang mampu," kata dia, kepada TribunSolo.com, Rabu (23/2/2022).

Penjualan minyak goreng murah tersebut, kata dia, digelar dengan sistem kupon. Setiap orang juga dibatasi, yakni satu liter minyak goreng per orang.

"Kalau tidak begitu takutnya diserbu warga. Jadi warga ke sini sudah bawa kupon," jelasnya.

Pihaknya berharap, dengan adanya pasar murah minyak goreng itu dapat meringankan dan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan minyak goreng harga normal.

Menurut Sugiyanto, minyak goreng juga masih sulit didapatkan di wilayah Wonogiri. Bahkan di pelosok, kata dia, harga minyak goreng tinggi dan barangnya langka.

"Beberapa waktu lalu kami keliling dan survei ke sejumlah daerah. Banyak warga di pelosok memasak makanan yang tidak pakai minyak goreng. Misalnya dengan cara dikukus dan masak sayur bening," katanya.

Sementara itu, minyak goreng murah itu didapatkan dari kegiatan yang dilakukan oleh anggota Tagana.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved