Sejarah Konflik Ukraina dan Rusia yang Memicu Putin Lakukan Operasi Militer, Potensi Perang Dunia?
Presiden Rusia, Vladimir Putin telah berulang kali mengatakan aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah garis merah.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Ukraina berbatasan dengan Uni Eropa dan Rusia, tetapi sebagai bekas republik Soviet, Ukraina memiliki ikatan sosial dan budaya yang mendalam dengan Rusia, dan bahasa Rusia digunakan secara luas di sana.

Ketika Ukraina menggulingkan presiden pro-Rusia mereka pada awal 2014, Rusia mencaplok semenanjung Krimea selatan Ukraina dan mendukung separatis yang merebut sebagian besar wilayah timur Ukraina.
Pemberontak telah memerangi militer Ukraina sejak dalam konflik yang telah merenggut lebih dari 14.000 nyawa.
Pada bulan Desember, Putin mengatakan, Rusia sedang mencari jaminan “yang akan mengecualikan setiap gerakan NATO lebih lanjut ke arah timur dan penyebaran sistem senjata yang mengancam kita di sekitar wilayah Rusia”.
Putin menawarkan Barat kesempatan untuk terlibat dalam pembicaraan substantif tentang masalah ini, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Dia menambahkan bahwa Moskow tidak hanya membutuhkan jaminan verbal, tetapi "jaminan hukum".
Masuknya Ukraina ke dalam aliansi akan membutuhkan persetujuan bulat dari 30 negara bagian yang membentuk badan tersebut.
AS dan NATO sekarang telah menanggapi panggilan tersebut.
Sementara baik Moskow maupun kekuatan Barat tidak mengumumkan perincian tanggapan tersebut.
Telah dibuat jelas bahwa tuntutan utama Rusia-Ukraina pada dasarnya dilarang menjadi anggota NATO dan janji bahwa aliansi tidak akan berkembang lebih jauh ke timur telah menolak.
Mengapa Ukraina?
Putin khawatir Ukraina yang penting secara strategis, yang memimpin sayap barat daya Rusia, berasimilasi ke Barat.
Mengutip The Guardian, Putin keberatan dengan kedekatannya yang berkembang dengan NATO.
Dia juga menentang hubungan Kyiv yang berkembang dengan Uni Eropa.

Lebih buruk lagi, dari sudut pandangnya, Ukraina adalah negara demokrasi, dengan kebebasan berbicara dan media bebas, yang dengan bebas memilih para pemimpinnya.