Viral
Kenapa Minyak Goreng Langka? Begini Penjelasan Ahli Terkait Penyebabnya
Polemik harga minyak goreng tak kunjung terselesaikan hingga saat ini. Kini keterbatasan minyak goreng tengah terjadi di Indonesia.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM - Polemik harga minyak goreng tak kunjung terselesaikan hingga saat ini.
Kini keterbatasan minyak goreng tengah terjadi di Indonesia.
Baca juga: Ini Penyebab Wanita di Ceper Klaten Tewas,Polisi : Vertigo Kambuh, Jatuh, Lalu Tersiram Minyak Panas
Program minyak murah pemerintah justru menimbulkan masalah baru, yakni kelangkaan.
Padahal, subsidi yang dikeluarkan pemerintah tidak sedikit, mencapai Rp 3,6 triliun.
Di berbagai daerah, masyarakat justru mengeluh kesusahan mendapatkan minyak goreng. Di ritel modern misalnya, rak-rak yang biasanya jadi etalase produk minyak goreng, lebih sering terlihat kosong.
Pedagang pasar tradisional maupun warung-warung juga mengaku tak menjual minyak goreng murah sesuai program pemerintah. Kalaupun ada stok minyak goreng, itu pun masih dibanderol dengan harga mahal.
Lantas, mengapa minyak goreng masih langka dan mahal?
Penyebab minyak goreng langka dan mahal
Dilansir dari Kompas.com, Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menjelaskan, ada sejumlah masalah yang menyebabkan minyak goreng masih mahal dan langka.
Masalah yang pertama, kata Bhima, yakni suplai penggunaan CPO untuk pangan khususnya pada minyak goreng yang terbatas.
"Minyak goreng kan bahan dasarnya CPO, sementara dalam kurun waktu empat tahun terakhir, pemakaian CPO terbagi dalam bio diesel, dan bio diesel memakan porsi yang cukup banyak," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (20/2/2022).
Kebingungan retailer
Kemudian, permasalahan kedua dikarenakan adanya kebingungan dari sisi retailer.
Walaupun pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET), imbuh dia, dalam penerapannya retailer masih menjual minyak goreng dari stok yang lama.
"Mereka tidak sanggup apabila stok minyak goreng yang sudah ada dijual dengan HET yang terbaru. Sementara kalau misalkan mereka ketahuan menjual stok lama dengan harga tinggi, mereka akan kena sanksi dari kepatuhan HET. Ini kan membingungkan," katanya.