Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mata Uang Rusia Jatuh, Kini Sejumlah Warga di Rusia Malah Beralih ke Aset Kripto, Ini Alasannya

Berbagai sanksi yang dijatuhkan oleh "Negara Barat" kepada Rusia telah membuat nilai tukar mata uang rubel merosot.

http://bitcoinboard.net/
Bitcoin 

Ini akan membuatnya lebih sulit untuk melindungi Rusia dari reaksi ekonomi invasi.

“Sanksi kepada bank sentral belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Maria Shagina dari Institut Urusan Internasional Finlandia dan Jaringan Sanksi Internasional Jenewa sebagaimana dilansir Guardian pada Senin (28/2/2022).

“Saya pikir untuk salah satu ekonomi terbesar di dunia – ukuran penting di sini. Sebelumnya hanya Iran, Venezuela, Suriah yang berada di bawah kampanye tekanan maksimum.”

Beberapa rincian sanksi masih belum jelas, dan ada kemungkinan bahwa pemerintah barat akan membuat pengecualian untuk pembayaran minyak dan gas.

Namun, sanksi terhadap bank sentral Rusia, yang dapat membuat sebagian besar cadangannya yang senilai 630 miliar dollar AS (Rp 9 kuadriliun) dibekukan di negara-negara G7, merupakan lompatan kuantum dalam kampanye sanksi barat atas invasi Rusia ke Ukraina.

“Ada efek psikologis dan reputasi karena sekarang semua orang tidak ingin berurusan dengan Rusia secara umum,” kata Shagina.

Elina Ribakova, Wakil Kepala Ekonom Institute of International Finance, memperkirakan awal pekan ini bahwa sanksi terhadap bank sentral akan memiliki konsekuensi drastis bagi Rusia.

“Selain menciptakan krisis keuangan dan ekonomi domestik di Rusia (dolarisasi besar-besaran dan penghancuran sektor keuangan domestik), itu juga akan membuat perdagangan dengan Rusia sangat sulit sehingga hampir tidak mungkin (dilakukan) bagi sebagian orang,” tulisnya.

“Energi dan harga minyak sangat terpengaruh.”

Pada Minggu (27/2/2022) pagi, keadaan masih tampak tenang di Moskwa. Sberbank, bank terbesar di Rusia, telah mengambil langkah yang tidak biasa dengan mempertahankan cabangnya tetap buka selama akhir pekan.

Situasi tampak berubah pada Minggu (27/2/2022) malam.

Pembawa acara TV pemerintah Rusia mulai mendesak pendengar mereka untuk bertahan meskipun masa ekonomi sulit di depan. Mereka menggambarkan periode isolasi ekonomi dan autarki yang mengingatkan beberapa negara paria paling bermasalah di dunia.

“Saya tahu beberapa dari Anda merasa ini sulit,” kata Vladimir Solovyov, pembawa acara TV Rusia yang dijatuhi sanksi minggu lalu.

“Kita akan mengatasi semuanya, kita akan menanggung semuanya. Kita akan membangun kembali ekonomi kita sendiri dari awal, sistem perbankan independen, manufaktur dan industri. Kita akan mengandalkan diri kita sendiri.”

(*)

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved