Ternyata Ini Alasan Presiden Ukraina Bebaskan Para Napi untuk Tempur Lawan Rusia
Invasi Rusia kepada Ukraina membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membebaskan narapidananya.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM - Invasi Rusia kepada Ukraina membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membebaskan narapidananya.
Hal ini pun menjadi sorotan atas kebijakan ini.
Namun tak semua narapidana dibebaskan namun bagi yang punya keterampilan dan pengalaman tempur untuk membantu negara melawan invasi Rusia.
Baca juga: Mata Uang Rusia Jatuh, Kini Sejumlah Warga di Rusia Malah Beralih ke Aset Kripto, Ini Alasannya
Alasan bebaskan narapidana untuk lawan Rusia
Dalam pidatonya pada hari Senin (28/2/2022), Zelenskyy mengatakan pengambilan keputusan tersebut bukanlah hal yang mudah jika dilihat dari sudut pandang moral.
Namun saat ini pertahanan negara menjadi tujuan penting yang harus dijalankan.
Zelenskyy menyerukan tentara Rusia untuk meletakkan senjata mereka, dan mengklaim setidaknya 4.500 tentara musuh telah dibunuh oleh pasukan Ukraina.
“Tinggalkan peralatanmu. Keluar dari sini. Jangan percaya komandan Anda. Jangan percaya propagandis Anda. Selamatkan saja hidup Anda,” kata Zelenskyy seperti yang dilansir dari situs aljazeera.com, pada Selasa (1/3/2022).
Dia meminta Uni Eropa untuk segera memberikan nergaranya keanggotaan melalui prosedur khusus baru.
“Tujuan kami adalah untuk bersama dengan semua orang Eropa dan, yang paling penting, berada di pijakan yang sama. Saya yakin itu adil. Saya yakin itu mungkin,” ucapnya.
Selama konferensi pers Zelenskyy mengucapkan terima kasih kepada pihak Barat yang telah memberikan dukungan dan mengungkapkan rasa optimisnya untuk meraih kemenangan.
Pasukan Ukraina yang mendapat dukungan senjata dari Barat, berhasil memperlambat kemajuan tentara Rusia.
Zelenskyy mengatakan 16 anak meninggal dunia selama empat hari pertama serangan Rusia dan 45 lainnya terluka.
Dia memuji anak-anak yang gugur dan terluka tersebut dengan memberikan pujian sebagai “Pahlawan Ukraina”
Kepala Hak Asasi PBB, Michelle Bachelet mengatakan pada hari Senin kemarin, setidaknya 102 warga sipil, termasuk 7 orang anak-anak, meninggal dunia dan menjadi korban keganasan serangan yang diberikan Rusia.