Berita Sragen Terbaru
Gas Elpiji 12 Kilogram Naik Jadi Rp 200 Ribu, Pemilik Rumah Makan di Sragen : Waduh, Berat Bagi Kami
Harga gas elpiji non subsidi yang naik sepekan terakhir membuat para pengusaha rumah makan di Kabupaten Sragen kelimpungan.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Harga gas elpiji non subsidi yang naik sepekan terakhir membuat para pengusaha rumah makan di Kabupaten Sragen kelimpungan.
Betapa tidak bahan bakar utama tersebut kini harganya meningkat tajam, ditengah kondisi ekonomi yang belum pulih.
Pemilik Rumah Makan Roso Joyo Sragen, Anna Susanna (45) menceritakan ia mengetahui harga has elpiji 12 kilogram naik sejak sepekan terakhir.
Anna sempat diberi tahu oleh pangkalan gas elpiji, jika kini harganya menjadi Rp 200.000 per tabung.
Ia pun mengaku kaget, karena kenaikan harga cukup banyak, yang semula hanya Rp 170.000 per tabung.
"Saya dikasih tahu, 'Bu, harga gas naik lagi jadi Rp 200.000', waduh," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (5/3/2022).
Ia pun terkejut, karena ia membutuhkan banyak tabung gas berukuran 12 kilogram untuk operasional 3 rumah makan yang ia miliki.
Pada akhir tahun lalu, hingga awal bulan Maret tahun 2022 ini, ia sudah mengalami tiga kali kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram.
"Awalnya Rp 150.000 per tabung, kemudian dikabari naik akhir tahun 2021 jadi Rp 170.000, seminggu terakhir naik lagi Rp 30.000 jadi Rp 200.000," jelasnya.
Ia pun berharap, harga gas elpiji dapat kembali stabil dikisaran Rp 150.000.
"Harapannya harga minyak dan elpiji bisa stabil atau bisa turun seperti semula, yang dulu Rp 150.000 rasanya sedang," aku dia.
"Ketika naik-naik jadi Rp 200 ribu sangat terasa berat untuk kami," pungkasnya.
Tak Berani Nyetok
Harga gas elpiji non subsidi 12 kilogram dan 5,5 kilogram naik sejak akhir Februari 2022 lalu.