Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Desa Biogas Boyolali

Cerita Biogas Jadi Pundi Rupiah Baru di Boyolali : UMKM Tak Takut Rugi karena Tak Perlu Beli Elpiji

Fenomena Desa Urutsewu, menjadi desa yang  mampu merdeka dari elpiji berkat biogas, membawa manfaat untuk warga pelaku UMKM

Penulis: Tri Widodo | Editor: Aji Bramastra
TribunSolo.com/Tri Widodo
Usaha produksi tahu di Desa Urutsewu, Ampel, Boyolalali, Jawa Tengah. Limbah tahu menjadi sumber bahan produksi gas, yang disalurkan ke kompor gas para warga pelaku UMKM. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Fenomena Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, menjadi desa yang  mampu 'merdeka' dari elpiji berbayar berkat pemanfaatan biogas, tak hanya membawa manfaat untuk keseharian warga, tapi juga para pelaku usaha.

Baca juga: Ini Desa Urutsewu di Boyolali : Warga Tak Perlu Lagi Beli Elpiji, Di Sini Gas Melimpah dan Gratis

Mereka adalah warga setempat yang menggantungkan dapur dari UMKM.

Tutik Handayani salah satunya.

Ibu rumah tangga yang punya usaha kecil produksi tempe kedelai itu mengaku banyak mendapat manfaat dari biogas ini.

Warga Desa Urutsewu Boyolali, menunjukkan bagaimana mereka sehari-hari menyalakan kompor gas lewat teknologi biogas, yakni gas yang dihasilkan dari limbah kotoran sapi.
Warga Desa Urutsewu Boyolali, menunjukkan bagaimana mereka sehari-hari menyalakan kompor gas lewat teknologi biogas, yakni gas yang dihasilkan dari limbah kotoran sapi. (TribunSolo.com/Tri Widodo)

Sebab, dia nyaris tak mengeluarkan ongkos produksi saat merebus kedelai, sebelum dijadikan tempe.

“Saya hampir tidak pernah beli gas. Kalau pun beli itu hanya untuk cadangan,” jelasnya.

Padahal, dalam sebulan, usaha kecil Tutik membutuhkan 8 tabung gas elpiji 3 kilogram.

Jadi, dengan biogas ini, dia bisa berhemat.

Uang beli elpiji pun bisa ditabungnya.

"Untuk tabungan sebagai persiapan anak sekolah," kata Tutik sambil tertawa.

Hal senada juga diungkapkan Sari pemilik usaha kecil keripik jamur.

Elpiji menjadi alat produksi pokok baginya.

Sari, pemilik UMKM Keripik Jamur di Desa Urutsewu, Ampel, Boyolali, merasa terbantu dengan penggunaan biogas yang bisa memotong ongkos produksi usaha keripik miliknya.
Sari, pemilik UMKM Keripik Jamur di Desa Urutsewu, Ampel, Boyolali, merasa terbantu dengan penggunaan biogas yang bisa memotong ongkos produksi usaha keripik miliknya. (TribunSolo.com/Tri Widodo)

Tapi, sejak, 2016 lalu, dia tak lagi menggunakan elpiji, sehingga ongkos produksinya bisa berkurang 10-15 persen.

“Dengan biaya produksi yang berkurang, otomatis keuntungan juga bertambah,” tambahnya.

Meski, Sari tak menampik, ada 'pengorbanan' di balik penggunaan biogas.

Baca juga: Kisah Awal Mula Desa Urutsewu Boyolali Jadi Desa Mandiri Energi : Gegara Terganggu Bau Kotoran Sapi

Dia harus rajin-rajin membersihkan saluran instalasi gas dan memeriksa tampungan pembuangan kotoran cair.

Sementara Pipit Handayani (35), punya kisah lain dengan biogas.

Sebelum ada Biogas ini, dia takut memulai berwirausaha dalam bidang makanan olahan.

Menurutnya, sebagai pemain pemula makanan olahan, margin produksi harus mepet, untuk mengejar harga jual yang bersaing.

“Setelah ada biogas, saja langsung berani mulai usaha bikin keripik singkong, pisang dan lain-lain. Penggunaan biogas bisa memangkas biaya produksi,” katanya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved